Nilai ekspor kopi Indonesia naik 3% jadi US$ 795,5 juta



JAKARTA. Di tengah membaiknya pasar kopi internasional, kementerian perdagangan berharap kualitas kopi dalam negeri dapat bersaing dengan dunia internasional. Kualitas tinggi sesuai dengan standar internasional pun harus tetap dijadikan patokan guna bersaing di pasar global.“Kopi kita harus kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar internasional,” papar Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar pada pembukaan Rapat Umum Anggota AEKI – VIII di Jakarta.Harapannya, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesi (AEKI) cepat beradaptasi terhadap perubahan global dan nasional, dalam arti mampu mengantisipasi tuntutan jaman.Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Drs. Rachim Kartabrata, mengatakan nilai ekspor kopi pada periode tahun 2009/2010 meningkat 3% dibandingkan tahun 2008/2009.Menurutnya, itu dikarenakan harga kopi sudah mulai meningkat akibat faktor fundamental dan non fundamental pada fund manager di dunia.Volume ekspor kopi Indonesia menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 401.000 ton pada 2009 menjadi 350.000 ton akibat cuaca ekstrem dan musim penghujan. Karena itu, imbuhnya, hasil produksi kopi di daerah menurun, namun nilai ekspor kopi meningkat.“Volume ekspor kopi merosot karena minimnya hasil produksi dari daerah. Kopi akan panen jika masuk musim kemarau dan tidak sering terkena hujan. Namun pada tahun ini cuaca tidak mendukung, sehingga volume kopi menurun,”ungkapnya.Sekedar informasi, harga kopi dunia kini mengalami lonjakan 40%. Dan ini ikut mendorong nilai ekspor kopi Indonesia naik. Pada periode 2009/2010, nilai ekspor kopi Indonesia tercatat capai US$ 795,5 juta dengan volume 350 ribu ton atau meningkat sekitar 3% dari tahun sebelumnya, senilai US$ 772 juta dengan volume 401 ribu ton.Kemudian, keseluruhan volume ekpor kopi periode 2009/2010 mencakup, kopi biji Robusta 280 ribu ton, kopi biji Arabika 56 ribu ton, dan produk kopi gabungan 14 ribu ton.Sedangkan nilai ekspor periode 2009/2010 mencakup, kopi biji Robusta mencapai US$ 504,4 juta, kopi biji Arabika US$ 224,1 juta, dan produk kopi gabungan US$ 61 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini