KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah perusahaan yang melaksanakan initial public offering (IPO) sudah mencapai 19 emiten, terhitung sejak awal tahun 2022 sampai dengan Selasa (17/5). Total nilai emisi IPO dari 19 perusahaan tersebut mencapai Rp 18,3 triliun. Realisasi ini lebih baik dari periode sama tahun 2021 yang hanya ada 15 emiten baru dengan keseluruhan nilai emisi sekitar Rp 3,22 triliun. Meski begitu, sampai dengan akhir tahun 2021, jumlah emiten baru di BEI mencapai 54 perusahaan dengan total nilai emisi Rp 62,61 triliun. Pencapaian tahun 2021 tersebut didorong oleh pencatatan saham PT Bukalapak.com Tbk dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) yang baru terjadi pada semester II-2021 dengan nilai emisi yang sangat signifikan. Bukalapak mengantongi dana segar dari IPO Rp 21,9 triliun, sementara Mitratel Rp 18,79 triliun.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, tren IPO di tahun 2022 akan lebih ramai dengan valuasi yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2021.
Baca Juga: Ada Rugi Investasi di GOTO, Begini Rekomendasi Saham Telkom (TLKM) "Hal ini didorong oleh meningkatnya tren investor di pasar modal meskipun kondisi global sedang tidak mendukung," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/5). Selain itu, prediksi tren IPO yang lebih tinggi pada 2022 juga didukung oleh kondisi ekonomi dalam negeri yang relatif stabil. Hal tersebut terlihat dari rilis data ekonomi belakangan ini yang tergolong bagus. Sebagai contoh, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 sebesar 5,01% secara tahunan. Kemudian, S&P Global Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2022 tercatat 51,9, atau meningkat dari 51,3 pada bulan Maret 2022. Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga menilai, kemungkinan besar realisasi IPO tahun 2022 akan lebih tinggi dari tahun 2021, setidaknya dari segi jumlah perusahaan. Pasalnya, minat IPO di pasar modal masih cukup besar seiring kondisi ekonomi di 2021 dan outlook 2022 yang cukup solid di tengah peningkatan risiko ketidakpastian global. Hal itu terlihat dari pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia yang mencapai 18,44% menjadi Rp 8.255,62 triliun per akhir 2021. Pertumbuhan berlanjut di tahun 2022 yang mana kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh 8,42% year to date menjadi Rp 8.951,10 triliun per 17 Mei 2022. "Hal ini menjadikan IPO di pasar modal Indonesia menjadi menarik di mata calon emiten atau perusahaan-perusahaan di Indonesia," ucap Valdy.
Baca Juga: Saham GOTO Turun 42,60% dari Harga IPO, Simak Saran Berikut Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), masih ada 38 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI per tanggal 10 Mei 2022. Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari 38 calon emiten tersebut, salah satunya adalah afiliasi BUMN. "Beberapa perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN juga telah menemui BEI untuk berdiskusi dan mempersiapkan rencana IPO dalam waktu dekat," ungkap Nyoman kepada sejumlah wartawan melalui pesan singkat, Selasa (10/5). Secara sektoral, sebanyak tujuh perusahaan dalam pipeline berasal dari sektor Consumer Cyclicals, tujuh perusahaan Consumer Non-Cyclicals, dan lima perusahaan Infrastructures. Kemudian, empat perusahaan termasuk sektor Transportation & Logistic, empat perusahaan Properties & Real Estate, dan tiga perusahaan Energy. Lalu, masing-masing dua perusahaan berasal dari sektor Basic Materials, Industrials, Technology, dan Healthcare. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi