KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melihat prospek positif terkait kemampuan pasar dalam menyerap saham initial public offering (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Melalui IPO, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini berpotensi meraup dana segar Rp 19,79 triliun-Rp 24,90 triliun, melebihi kisaran perolehan dana IPO PT Bukalapak.com. Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini indikator pasar modal Indonesia masih dinilai positif bila ditinjau dari jumlah perusahaan tercatat yang melakukan penggalangan dana di pasar modal. Pertumbuhan jumlah investor maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga meningkat relatif baik dibandingkan tahun 2020. "Stabilitas ekonomi yang tetap terjaga, pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, sentimen positif pada perkembangan ekonomi global maupun domestik, serta dukungan regulator-regulator terkait, menimbulkan kepercayaan dan optimisme bagi para pelaku pasar modal," tutur Nyoman, Selasa (26/10).
Baca Juga: Usai IPO, Mitratel berencana akuisisi sekitar 6.000 menara Sebagai informasi, pada tahun 2021, nilai fund raising saham terbesar adalah penerbitan saham perdana oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang mencapai Rp 21,90 triliun. Sementara itu, nilai fund raising tertinggi berasal dari rights issue dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp 95,9 triliun. Perusahaan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia, yakni GoTo juga dikabarkan akan melaksanakan IPO dengan nilai emisi besar dalam waktu dekat. Akan tetapi, menurut Nyoman, perusahaan tersebut belum menyerahkan dokumen pendaftaran ke BEI hingga saat ini. Baca Juga: IPO Mitratel Berpotensi Jadi yang Terbesar Sepanjang Sejarah Menggusur Bukalapak