Nilai Investasi Adaro di KPD Recapital Pas-Pasan



JAKARTA. Hasil investasi PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) atau discretionary fund yang dikelola PT Recapital Asset Management, tergolong pas-pasan. Setahun, persentase imbal hasil penempatan dana Adaro di Recapital itu terhitung kecil.

Deputi Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Devindra Ratzarwin menjelaskan, sepanjang 2008, Adaro sudah menarik dananya sebesar Rp 652,69 miliar. Alhasil, sampai akhir tahun lalu, nilai investasi Adaro di KPD Recapital masih tersisa Rp 1,075 triliun.

Sebagai catatan, nilai penempatan dana ini terhitung besar. Sebagai pembanding saja, posisi kas dan setara kas Adaro per September 2008 mencapai Rp 2,5 triliun. Pada periode ini, Adaro juga masih punya utang Rp 8 triliun.


Sayang, hasil investasi itu tergolong mini. "Tahun 2008 lalu, kami dapat untung Rp 41,5 miliar," kata Devindra kepada KONTAN, kemarin (4/3). Berdasarkan laporan keuangan Adaro, angka itu merupakan untung hingga September 2008.

Jika dihitung secara kasar, imbal hasil tersebut hanya sekitar 2,4% dari nilai penempatan awal dana Adaro yang sebesar Rp 1,728 triliun, atau sekitar 4% dari saldo akhir September 2008. Perusahaan tambang batubara ini mengaku bisa memaklumi jika imbal hasilnya minim. "Kondisi pasar keuangan tahun lalu sedang mengalami tekanan," tambah Devindra.

Dia juga bilang, kini Adaro juga terus mengurangi penempatan di KPD Recapital. Terakhir, Februari 2009, Adaro kembali menarik dananya lagi dari Recapital sebesar US$ 24 juta atau sekitar Rp 288 miliar (dengan kurs Rp 12.000 per US$). Dus, nilai penempatan Adaro di Recapital tersisa sekitar Rp 787 miliar.

Posisi ini sudah turun jauh ketimbang nilai awal penempatan sebesar Rp 1,728 triliun tadi.

Asal tahu saja, kontrak investasi itu diteken pada 17 Desember 2007 dan sejatinya berakhir 16 Desember 2008. Tapi, saat jatuh tempo, Adaro memperpanjang masa penempatan. "Kami tidak mungkin menarik dana tersebut seketika. Hal ini lantaran kondisinya sangat tidak memungkinkan," ujar Direktur Utama Adaro Energy Garibaldy Thohir, pekan lalu. Garibaldy sempat bilang bahwa perpanjangan itu hingga akhir 2009.

Dapat pinjaman IFC

Belakangan, Manajemen Adaro meralat pernyataan Garibaldy. Yang benar, perpanjangan itu hanya sampai tengah tahun ini. Adaro memastikan akan menarik seluruh dananya dari discretionary fund Recapital pada Juli 2009.

Tetapi Devindra menegaskan, sejauh ini investasi Adaro di KPD Recapital itu tidak mengalami masalah. "Investasi kami aman dan menguntungkan," tuturnya.

Gara-gara duit investasi tersebut, kabarnya beberapa proyek Adaro menjadi terhambat. Misalnya proyek pembangkit listrik dan proyek conveyor belt sepanjang 68 kilometer (km). Keduanya berada di wilayah Kalimantan. Adaro sampai saat ini masih melakukan uji tuntas atau due diligence atas proyek tersebut.

Proyek pembangkit listrik menelan dana sekitar US$ 150 juta. Sementara proyek conveyor belt diperkirakan menghabiskan dana tak kurang dari US$ 350 juta.

Devindra menjelaskan, penundaan pembangunan kedua proyek tersebut bukan lantaran Adaro tak punya dana. Namun, lebih karena Adaro sedang memperhitungkan waktu yang tepat untuk merealisasikan rencana tersebut.

Malah, kata Devindra, saat ini Adaro telah memperoleh komitmen pinjaman dari International Financial Cooperation (IFC). IFC ini merupakan lembaga keuangan yang merupakan anak perusahaan dari Bank Dunia. Jumlah nominal komitmen yang telah disetujui pun terbilang cukup besar. "Angkanya mencapai US$ 122 juta," imbuhnya.

Direktur Utama Recapital Asset Management Didik Cahyanto tak mau berkomentar panjang lebar soal penempatan dana investasi Adaro tersebut. Lagi-lagi ia tidak bersedia menjelaskan detail produk discretionary fund tersebut termasuk penempatan portofolio investasinya. "Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) saja tidak mengharuskan kami membuka hal ini kepada masyarakat umum," ujarnya.

Didik menyatakan, kontrak pengelolaan dana tersebut merupakan urusan bilateral antara manajer investasi dengan investor. "Jadi ini bukan sesuatu yang harus kami publikasikan," paparnya.

Sekedar mengingatkan, Adaro mendapatkan dana Rp 1,728 triliun dari para pemegang saham. Mereka menyuntik dana sebanyak itu sebagai bekal Adaro melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada pertengahan tahun lalu. Selanjutnya, Adaro menempatkan dan tersebut tersebut di Recapital Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie