Nilai investasi proyek baru Chevron bisa ditekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) senang bukan kepalang. Proyek gas skala jumbo ultra laut dalam alias Indonesia Deepwater Development (IDD) Tahap II di Lapangan Gendalo-Gehem di Selat Makassar akan mulai berjalan. Bahkan, biaya pengembangan proyek besar itu bisa dipangkas lumayan besar.

IDD Chevron Tahap I di Lapangan Bangka sudah beroperasi sejak tahun 2016. Sementara kepastian IDD Tahap II masih terus dibahas. Walaupun sebelumnya Chevron pernah mengirim proposal pengembangan Gendalo-Gehem dengan nilai US$ 12 miliar. Tetapi, lantaran harga minyak jatuh proyek itu tertunda. Kini dilanjutkan karena harga minyak mulai naik ke US$ 70 per barel.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, Chevron mengajukan pemotongan biaya di proyek IDD Gendalo-Gehem dengan jumlah pemotongan biaya kurang dari 50% dari proposal rencana pengembangan sebelumnya. "Tapi signifikan, dan besar cut cost-nya," ujarnya, Jumat (8/6).


Dengan pemangkasan investasi IDD Gendola-Gehem otomatis biaya cost recovery negara untuk proyek tersebut juga berkurang. Maklum proyek gas laut dalam Chevron ini masih memakai skema bagi hasil cost recovery.

Sayang, Arcandra tak ingin membeberkan nilai dari investasi yang terpangkas itu meskipun dia tahu. Tetapi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto yang menyebut biaya proyek Gendalo–Gehem bisa menjadi hanya US$ 10 miliar. Dengan pemotongan biaya tersebut, Kementerian ESDM akan mengkaji plan of development (PoD) yang diajukan Chevron. Rencananya, Menteri ESDM Ignasius Jonan akan memberikan keputusan terkait pengembangan proyek Gendalo–Gehem pada akhir Juni 2018.

Pada April 2018 lalu, melalui pre-front end engineering and Design (pre-feed) Gendalo-Gehem yang telah dimulai pada Desember 2017, Chevron mengklaim telah menghasilkan optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan. Optimalisasi tersebut menunjukkan pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan.

Pangkas yang lain

Bukan investasi IDD Chevron saja yang terpangkas. Arcandra ternyata pernah mendesak Eni Spa sebagai operator Lapangan Merakes Blok East Sepinggan untuk memangkas investasi proyeknya sebesar US$ 200 juta menjadi US$ 1,03 miliar. Dari sebelumnya US$ 1,23 miliar.

Lalu, ada juga pemangkasan investasi di proyek Lapangan Jambaran–Tiung Biru di Blok Cepu. Saat itu ExxonMobil sebagai mitra Pertamina EP Cepu keberatan dengan pemangkasan US$550 juta menjadi US$ 1,55 miliar dibandingkan dengan rencana awal US$2,1 miliar.

Kata Arcandra saat itu, ExxonMobil tidak bersedia sampai pada akhirnya saham ExxonMobil dibeli Pertamina EP Cepu. "Saya katakan kalau begitu sahamnya jual ke Pertamina, kalau Pertamina juga tak mau, saya lelang. Akhirnya mereka mau," ungkap dia

Pemangkasan investasi di Jambaran–Tiung Biru membuat harga gas bisa turun. "Sehingga harga gas masuk di keekonomian PLN," ujar dia.

Lalu, soal proyek Masela dari semula US$ 21 miliar menjadi US$ 16 miliar, menurut Arcandra, dari pemangkasan itu negara hemat Rp 70 triliun. Namun belakangan Masela meminta penambahan produksi LNG, sehingga nilai investasinya bertambah menjadi US$ 18 miliar. "Iya mungkin bertambah, tapi output naik sekitar 30% karena penambahan produksi LNG," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto