Nilai POD I Blok Masela Capai Rp 297,87 Triliun, Berapa yang Sudah Dikeluarkan Inpex?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan nilai perencanaan pengembangan lapangan migas/Plan of Development (PoD) I Blok Masela senilai US$ 19,858 miliar atau setara Rp 297,87 triliun (Kurs Rp 15.000 per dolar AS).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro mengemukakan, total capex dari Blok Masela berdasarkan POD I adalah US$ 19,858 miliar, di mana share Inpex di dalam blok ini sebesar 65%.

“Dengan ada revisi POD yang menambahkan scope dari teknologi Carbon Capture Storage (CCS), maka tentu akan ada perubahan dari angka ini,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).


Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, SKK Migas pernah menyampaikan, berdasarkan hasil studi mengenai fasilitas CCS yang dilaksanakan di Blok Masela, membutuhkan investasi hingga US$ 1,3 miliar.

Namun, Hudi belum bisa memerinci realisasi investasi yang sudah dikeluarkan Inpex hingga kini. Dia menegaskan SKK Migas terus memonitor dan mengonsolidasikan investasi yang sudah ditanamkan KKKS dalam blok ini.

Baca Juga: Saham Blok Masela Milik Shell Berpotensi Dikembalikan ke Negara, Kok Bisa?

Sebagai gambaran secara umum, Hudi menyampaikan, realisasi investasi Inpex jika dibandingkan angka di POD, tentu sudah ada tetapi relatif masih kecil.

“Sebagian besar dari spending itu adalah dari kegiatan eksplorasi,” kata Hudi.

Asal tahu saja, proyek lapangan gas ini diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan hingga sekitar 35.000 barel kondensat per hari. Proyek ini juga akan memasok 150 juta kaki kubik gas alam per hari melalui pipa untuk memenuhi permintaan gas alam lokal.

Sedikit kilas balik, Inpex mengakuisisi 100% saham di Blok Masela pada November 1998 melalui penawaran terbuka yang dilakukan oleh otoritas Indonesia. Inpex  selanjutnya melakukan kegiatan eksplorasi sebagai operator, menemukan Lapangan Gas Abadi melalui pengeboran sumur eksplorasi pertama pada tahun 2000.

Setelah kegiatan eksplorasi, evaluasi dan studi pengembangan, Inpex melakukan pekerjaan Pre-Front End Engineering Design (FEED) dari Maret hingga Oktober 2018 berdasarkan skema pengembangan LNG di darat membayangkan kapasitas produksi LNG tahunan sebesar 9,5 juta ton.

Inpex mengajukan revisi rencana pengembangan pada Juni 2019 dan mendapat persetujuan otoritas Indonesia pada Juli 2019.

Baca Juga: Pengembangan Blok Masela Macet, Pengamat Hulu Migas Soroti Sejumlah Masalah Ini

Bersamaan dengan persetujuan revisi rencana pengembangan, otoritas Indonesia juga menyetujui perpanjangan jangka waktu Production Sharing Contract (PSC) Blok Masela hingga tahun 2055.

Mempertimbangkan kebutuhan untuk berkontribusi program dekarbonisasi, Inpex sedang melakukan studi komprehensif tentang langkah-langkah seperti pengenalan CCS untuk membuat proyek di Blok Masela lebih bersih dan mengurangi biaya di kemudian hari karena adanya kebijakan pajak karbon.

Pada 4 Mei 2023, Inpex Masela, Ltd. mengumumkan telah mengajukan revisi Plan of Development (POD) Proyek LNG Abadi yang menggabungkan komponen penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) kepada pemerintah Indonesia atas nama usaha patungan yang terdiri dari INPEX dan Shell.

Manajemen Inpex mengklaim, Blok Masela diharapkan menjadi proyek CCS pertama yang dijalankan sebagai bisnis berbasis cost recovery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari