Nilai proyek LRT Jabodebek turun jadi Rp 21,7 T



JAKARTA. Nilai proyek pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek yang digarap pengembang pelat merah PT Adhi Karya (ADHI) turun 7,83% dari proposal anggaran biaya pembangunan yang diajukan ke Kementerian Perhubungan. Anggaran turun menjadi Rp 21,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 23,4 triliun.

Corporate Secretary ADHI Ki Syahgolang Permata mengatakan, penurunan anggaran tersebut sesuai amanat Peraturan Presiden No. 49 tahun 2017 pasal 3 ayat 5, yang menyatakan Kementerian Perhubungan ditugaskan untuk melakukan evaluasi teknis dan kewajaran harga yang dilakukan oleh konsultan.

"Dan hasil evaluasi konsultan yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan bahwa nilai pekerjaan LRT Jabodebek Fase 1 yang sedang dikerjakan oleh ADHI sebesar Rp 21,7 triliun," katanya, Kamis (6/7).


Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono menjelaskan angka tersebut setelah melalui proses penyesuaian biaya bahan baku dan biaya jasa konstruksi yang berlaku saat ini.

"Disesuaikan dengan harga pasar. Kita standarnya dari BPS, standar harga dari PU, standar harga kita, pokoknya standar harga setempat," terang Prasetyo di Jakarta Selasa (4/7).

Prasetyo menambahkan, perhitungan akan kembali dilakukan oleh PT SMI terkait skema pendanaan, perhitungan bunga, dan kontrak kerjasama antara ADHI dengan PT KAI.

"SMI minta waktu dua bulan ke depan untuk menghitung karena mereka yang bekerja secara formal, bagaimana pembayaran, berapa bunganya, kemudian bagaimana legalnya, yang kontrak siapa, dan sebagainya," ucap Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini