Nilai tukar jeblok, otomotif kian terperosok



JAKARTA. Terus melemahnya nilai tukar rupiah yang hari ini tembus diatas Rp 13.000 terhadap dollar membuat industri otomotif harus berhitung ulang. Pasalnya, banyak komponen yang masih berasal dari impor.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi, mengatakan saat ini pihaknya tengah mengkaji seberapa besar dampaknya. Namun logikanya, beban biaya produksi produsen otomotif akan meningkat.

"Memang akan berdampak, terutama ke komponen yang impor," ujar Sudirman pada Kamis (5/3). Menurutnya, saat ini masih banyak mobil yang sangat bergantung pada komponen impor. Namun untuk mobil jenis Multi Purpose Vehicles (MPV), komponen impornya hanya sekitar 20% alias sebagian besar sudah menggunakan kandungan dalam negerinya. Begitu pun dengan jenis Sport Utility Vehicles (SUV) yang rata-rata kandungan lokalnya sudah mencapai 80%.


Maka, di luar varian-varian tersebut, komponennya masih mengandalkan impor. Yang jelas, melemahnya nilai tukar ini bakal membuat penjualan industri otomotif makin merosot, terutama jika produsen menaikkan harga jual produknya. Pada Februari kemarin saja, penjualan mobil diperkirakan turun 5-6% dari Januari yang sekitar 90.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan