KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Salah satu sektor industri yang ikut terpukul karena situasi ini yakni industri makanan dan minuman (mamin). Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memaparkan anggotanya akan mengevaluasi situasi fluktuasi nilai tukar usai lebaran. Menurutnya hingga saat ini stok bahan baku yang kebanyakan masih impor sudah disiapkan dari Maret sebelumnya. "Tapi bila situasi ini terus berlanjut hingga akhir kuartal dua maka bisa jadi di kuartal tiga kami akan menaikkan harga jual," kata Adhi, Rabu (23/5). Saat ini industri mamin punya ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor. Seperti bahan baku terigu, gula, susu, garam dan juga produk perasa buah. "Bila situasi ini terus berlanjut bisa ada kenaikan harga dari 3%-7%," katanya.
Nilai tukar melemah, industri makanan dan minuman siap kerek harga jual
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Salah satu sektor industri yang ikut terpukul karena situasi ini yakni industri makanan dan minuman (mamin). Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memaparkan anggotanya akan mengevaluasi situasi fluktuasi nilai tukar usai lebaran. Menurutnya hingga saat ini stok bahan baku yang kebanyakan masih impor sudah disiapkan dari Maret sebelumnya. "Tapi bila situasi ini terus berlanjut hingga akhir kuartal dua maka bisa jadi di kuartal tiga kami akan menaikkan harga jual," kata Adhi, Rabu (23/5). Saat ini industri mamin punya ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor. Seperti bahan baku terigu, gula, susu, garam dan juga produk perasa buah. "Bila situasi ini terus berlanjut bisa ada kenaikan harga dari 3%-7%," katanya.