JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional bulan Mei lalu naik 0,06% dibanding NTP bulan April. Provinsi yang mencatat kenaikan NTP tertinggi adalah Jawa Timur yang naik 0,51%, sementara, Provinsi Sumatera Barat terjadi penurunan NTP sebesar 1,01%. "Naiknya NTP Mei 2012 karena naiknya indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," kata Kepala BPS Suryamin, Jumat (1/6). Kenaikan NTP Mei 2012 disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,03%, subsektor hortikultura sebesar 0,21%, NTP subsektor peternakan sebesar 0,06%, dan NTP subsektor perikanan naik sebesar 0,11%. "Subsektor tanaman pangan khususnya komoditas gabah, ketela pohon dan jagung pipilan naik, masing-masing 1,35%, 1,25%, dan 1,17%. Subsektor ini penyumbang kenaikan tertinggi di Provinsi Jawa Timur," jelas Suryamin. Namun, ada subsektor yang mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat. BPS mencatat di Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan yang signifikan. " Provinsi Sumatera Barat terjadi penurunan signifikan tanaman perkebunan rakyat khususnya karet yang turun 4,11% dan kelapa sawit turun 3,63%," kata Suryamin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Nilai tukar petani naik tipis di bulan Juni
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional bulan Mei lalu naik 0,06% dibanding NTP bulan April. Provinsi yang mencatat kenaikan NTP tertinggi adalah Jawa Timur yang naik 0,51%, sementara, Provinsi Sumatera Barat terjadi penurunan NTP sebesar 1,01%. "Naiknya NTP Mei 2012 karena naiknya indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," kata Kepala BPS Suryamin, Jumat (1/6). Kenaikan NTP Mei 2012 disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,03%, subsektor hortikultura sebesar 0,21%, NTP subsektor peternakan sebesar 0,06%, dan NTP subsektor perikanan naik sebesar 0,11%. "Subsektor tanaman pangan khususnya komoditas gabah, ketela pohon dan jagung pipilan naik, masing-masing 1,35%, 1,25%, dan 1,17%. Subsektor ini penyumbang kenaikan tertinggi di Provinsi Jawa Timur," jelas Suryamin. Namun, ada subsektor yang mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat. BPS mencatat di Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan yang signifikan. " Provinsi Sumatera Barat terjadi penurunan signifikan tanaman perkebunan rakyat khususnya karet yang turun 4,11% dan kelapa sawit turun 3,63%," kata Suryamin.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News