Nilai tukar rupiah-dolar hari ini Rabu (10/6) diprediksi menguat Rp 13.720-13.950



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Nilai tukar rupiah diperkirakan bisa menguat terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (10/6/2020).

Proyeksi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tersebut bakal ditopang oleh sejumlah sentimen dari domestik.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (9/6) rupiah ditutup koreksi tipis 0,04% ke level Rp 13.890 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya.


Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR menunjukkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebesar 0,12% atau 17 poin menjadi Rp 13.973 per dolar AS.

Baca juga: hari ini batas akhir setor uang jaminan lelang mobil Avanza Kemensos

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, kurs rupiah berpotensi menguat pada perdagangan Rabu (10/6/2020). Penopang utamanya datang dari domestik, dimana cadangan devisa (Cadev) berhasi naik US$ 2,6 miliar sekaligus menandakan arus asing kembali masuk ke pasar valas.

"Masih dari dalam negeri, apalahi arus modal asing terus masuk akibat suku bunga yang relatif tinggi dibandingkan dengan suku bunga negara lain," jelas Ibrahim kepada Kontan, Selasa (10/6).

Apalagi, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagaimana diproyeksi Bank Dunia belum terbukti. Dimana perekonomian Indonesia saat ini semakin membaik dilihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus level 5.000 dan rupiah masih di bawah Rp 14.000 per dollar AS.

"Kemungkinan rupiah menuju penguatan di kisaran Rp 13.720 per dolar AS hingga Rp 13.950 per dolar AS," tambahnya.

Adapun sentimen yang membuat rupiah sedikit melemah hari ini (9/6) masih karena laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang positif akhir pekan lalu. Selain itu, Eropa juga merilis data produksi industri Jerman yang turun hampur 18% sepanjang April 2020.

Baca juga: Manfaat garam himalaya lebih bagus dari garam biasa?

Ditambah lagi, Bank Dunia merilis pernyataan bahwa ekonomi global tengah mengalami resesi di 2020, dimana kegiatan ekonomi global diperkirakan ikut menyusut tahun ini. Itu sekaligus jadi resesi terdalam sejak Perang Dunia II dan kontraksi output pertama di negara berkembang dalama enam dekade terakhir.

Bahkkan, Ibrahim menekankan bahwa outlook terbaru Bank Dunia turut membuyarkan semua proyeksi awal tahun ini. Dimana, ekonomi global diprediksi tumbuh hanya 2,5% di 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto