Nilai Tukar Rupiah Melemah 0,40% Dalam Sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah selama sepekan ini dipengaruhi oleh kombinasi sentimen dari internal dan eksternal yang bervariasi sepekan terakhir. Pada perdagangan Jumat (5/8), kurs rupiah spot melemah 0,26% ke Rp 14.894 per dolar Amerika Serikat (AS). Selama sepekan, rupiah melemah 0,40%.

Di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.904 per dolar AS pada hari ini. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah Jisdor melemah 0,29%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, laporan nonfarm payroll AS berada di atas ekspektasi, setelah bulan lalu direvisi membuat penghasilan dan tingkat partisipasi juga lebih tinggi serta pengangguran lebih rendah. 


"Ini merupakan laporan yang kuat, sehingga akan semakin membebani Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga. Hal ini membuat rupiah sedikit lebih lemah," Tutur Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (5/8). 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,39% pada Jumat (5/8), Net Buy Asing Mencapai Rp 1,46 Triliun

Sutopo mengatakan kemungkinan ada pelemahan lebih lanjut untuk awal pekan menyusul laporan pekerjaan AS yang lebih baik. Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menopang rupiah setelah laporan PDB yang tumbuh 3,72% secara kuartalan di kuartal kedua 2022. Angka pertumbuhan ekonomi ini mengalahkan konsensus pasar yang naik 3,44% dan bergeser dari penurunan 0,9% yang direvisi sedikit di kuartal pertama. 

"Ini merupakan pertumbuhan PDB triwulanan terkuat sejak kuartal ketiga 2020. Untuk pekan depan, perhatian akan tertuju pada laporan inflasi AS untuk mempertegas sikap The Fed pada bulan September mendatang, apakah akan menaikkan suku bunga 50 bps atau 75 bps, semua ini tergantung pada input data yang akan masuk di hari Rabu pekan depan," ujar dia. 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, volatilitas rupiah selama sepekan dipengaruhi kombinasi sentimen dari internal dan eksternal yang bervariasi dalam sepekan terakhir. 

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,17% ke Rp 14.904Per Dolar AS Pada Jumat (5/8)

"Pada akhir pekan, BPS merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2022 sebesar 5,44% yoy didukung oleh konsumsi yang meningkat dan membaiknya kinerja ekspor," ujar Reni.

Begitu pula, berita baik juga ditambah dengan laporan Bank Indonesia dengan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2022 yang tetap tinggi sebesar US$ 132,2 miliar.

Reny menyampaikan sentimen eksternal yang mempengaruhi pasar valas antara lain aksi investor yang masih merespons pernyataan hawkish dari petinggi The Fed. 

Baca Juga: Cadangan Devisa Agustus 2022 Berpotensi Turun, Ini Pemicunya

Kenaikan suku bunga Fed Funds Rate masih mungkin dilakukan pada FOMC mendatang dengan melihat kemungkinan inflasi AS yang masih berlanjut tinggi, meskipun harus menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Sementara itu, volatilitas pasar juga meningkat karena adanya konflik geopolitik antara China, Taiwan, dan AS yang kembali memanas. 

Menurut Reny selain data ekonomi dari dalam negeri, pelaku pasar juga akan mengantisipasi rilis data sektor ketenagakerjaan AS sebagai salah satu faktor pertimbangan kebijakan yang akan dirilis Jumat (5/8) malam. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Diprediksi Bisa Capai 5,8%

"Tingkat pengangguran AS diprediksi masih stabil sebesar 3,6% pada Juli 2022 dengan kemungkinan non-farm payrolls yang akan mengalami peningkatan," ujarnya. 

Menurut Reny rupiah pada Senin depan (8/8) akan bergerak dengan kecenderungan dapat menguat didukung fundamental ekonomi yang membaik.

Sutopo memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (8/8) akan berada di rentang Rp 14.850 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS. Sedangkan Reny memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.850 per dolar AS-Rp 14.935 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati