Nilai Tukar Rupiah Terperosok pada Kamis (19/12), Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah spot ditutup pada level Rp 16.313 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Kamis (19/12). Mata uang Garuda melorot 1,32% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.098 per dolar AS, yang merupakan penurunan terdalam dibandingkan mata uang regional lainnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah melemah cukup tajam setelah sentimen the Fed mendominasi pasar keuangan domestik. Sebelumnya the Fed memotong suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,5%. 

Namun, the Fed merevisi ke atas beberapa indikatornya, yang mengindikasikan kehati-hatian terkait dengan dampak dari kebijakan tarif tinggi dari Presiden terpilih, Donald Trump.


Baca Juga: Penurunan Rupiah Makin Dalam, Pemerintah Terus Monitor Pergerakan Rupiah

"Sentimen the Fed tersebut juga mempengaruhi pasar saham, yang turun hingga 1,84% pada hari ini, serta yield SBN yang cenderung mengalami kenaikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).

Untuk besok, Josua memproyeksikan rupiah masih akan cenderung melemah. Utamanya, karena dampak lanjutan dari ekspektasi high-for-longer dari the Fed.

"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.275 per dolar AS-Rp 16.400 per dolar AS," tutupnya.

Selanjutnya: Ada Kenaikan PPN dan UMP, Pemerintah Perlu Beri Insentif Tambahan

Menarik Dibaca: Aliran Investasi Ke Sektor Digital Indonesia Masih Penuh Tantangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati