JAKARTA. Dollar Amerika Serikat harus mengakui kekuatan yen setelah data GDP Jepang kuartal satu 2015 menunjukkan pertumbuhan. Efeknya USD/JPY pun tergelincir. Mengutip Bloomberg, Senin (8/6) pukul 17.15 WIB, pasangan USD/JPY merosot 0,28% ke level 125,28 dibanding hari sebelumnya. Begitu juga dengan EUR/JPY yang turun 0,14% ke level 139,42. Terakhir hal serupa terjadi pada pasangan GBP/JPY yang ambruk 0,54% di level 190,82. Adapun rilis data ekonomi Jepang yang positif pada Senin (9/6) adalah GDP kuartal satu 2015 yang naik 1% dibanding kuartal sebelumnya yakni 0,6%. Data bank lending Jepang Mei 2015 bertahan di level 2,6% dan data final GCP price index Jepang kuartal satu 2015 juga stagnan di level 3,4% seperti kuartal satu tahun 2014. Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka memaparkan bahwa merosotnya pasangan USD/JPY lebih dikarenakan intervensi verbal yang dilayangkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam pertemuan G7, Senin (8/6). Melalui pidatonya Obama mengisyaratkan bahwa posisi nilai tukar USD yang terlampau tinggi tidak bagus bagi perekonomian Amerika Serikat. Ini membuat index USD Senin (8/6) pukul 18.25 WIB seketika tergelincir 0,14% ke 96,17. “Namun ini hanya sementara, karena jika pasar melihat peluang AS menaikkan suku bunga masih besar maka index USD akan segera kembali menguat,” analisis Tonny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Nilai tukar USD tunduk dihadapan JPY
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat harus mengakui kekuatan yen setelah data GDP Jepang kuartal satu 2015 menunjukkan pertumbuhan. Efeknya USD/JPY pun tergelincir. Mengutip Bloomberg, Senin (8/6) pukul 17.15 WIB, pasangan USD/JPY merosot 0,28% ke level 125,28 dibanding hari sebelumnya. Begitu juga dengan EUR/JPY yang turun 0,14% ke level 139,42. Terakhir hal serupa terjadi pada pasangan GBP/JPY yang ambruk 0,54% di level 190,82. Adapun rilis data ekonomi Jepang yang positif pada Senin (9/6) adalah GDP kuartal satu 2015 yang naik 1% dibanding kuartal sebelumnya yakni 0,6%. Data bank lending Jepang Mei 2015 bertahan di level 2,6% dan data final GCP price index Jepang kuartal satu 2015 juga stagnan di level 3,4% seperti kuartal satu tahun 2014. Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka memaparkan bahwa merosotnya pasangan USD/JPY lebih dikarenakan intervensi verbal yang dilayangkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam pertemuan G7, Senin (8/6). Melalui pidatonya Obama mengisyaratkan bahwa posisi nilai tukar USD yang terlampau tinggi tidak bagus bagi perekonomian Amerika Serikat. Ini membuat index USD Senin (8/6) pukul 18.25 WIB seketika tergelincir 0,14% ke 96,17. “Namun ini hanya sementara, karena jika pasar melihat peluang AS menaikkan suku bunga masih besar maka index USD akan segera kembali menguat,” analisis Tonny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News