JAKARTA. Nilai utang PT Golden Spike Energy Indonesia yang sudah jatuh pailit mencapai Rp 300 miliar. Nilai tersebut berasal dari hasil verifikasi sementara oleh tim kurator. Ada 16 kreditur yang mengajukan tagihan dan delapan kreditur sudah diterima verifikasi nilai utangnya oleh pihak Golden Spike, sementara sisanya masih dibahas. Kurator Golden Spike Edino Girsang mengatakan, ada empat kreditur yang kemungkinan besar tidak bisa masuk dalam proses kepailitan lantaran terlambat menyampaikan tagihan. Dan sebagian lagi karena ada persoalan antara Golden Spike dengan kreditur, khususnya Pertamina Hulu Energy Raja Tempirai. Namun terkait hal itu akan dibahas pada rapat kreditur selanjutnya. Nah pada rapat kreditur yang dilangsungkan Selasa (24/6), para kreditur menolak kreditur baru tersebut. "Jadi kalaupun mereka bisa masuk, tapi di gelombang kedua, artinya setelah utang-utang kreditur yang sekarang lunas, baru tagihan mereka dibayar," ujar Ediono saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (25/6).
Nilai utang pailit Golden Spike capai Rp 300 M
JAKARTA. Nilai utang PT Golden Spike Energy Indonesia yang sudah jatuh pailit mencapai Rp 300 miliar. Nilai tersebut berasal dari hasil verifikasi sementara oleh tim kurator. Ada 16 kreditur yang mengajukan tagihan dan delapan kreditur sudah diterima verifikasi nilai utangnya oleh pihak Golden Spike, sementara sisanya masih dibahas. Kurator Golden Spike Edino Girsang mengatakan, ada empat kreditur yang kemungkinan besar tidak bisa masuk dalam proses kepailitan lantaran terlambat menyampaikan tagihan. Dan sebagian lagi karena ada persoalan antara Golden Spike dengan kreditur, khususnya Pertamina Hulu Energy Raja Tempirai. Namun terkait hal itu akan dibahas pada rapat kreditur selanjutnya. Nah pada rapat kreditur yang dilangsungkan Selasa (24/6), para kreditur menolak kreditur baru tersebut. "Jadi kalaupun mereka bisa masuk, tapi di gelombang kedua, artinya setelah utang-utang kreditur yang sekarang lunas, baru tagihan mereka dibayar," ujar Ediono saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (25/6).