KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut bahwa
net interest margin (NIM) perbankan di Indonesia pada akhir 2022 berada di level 4,68%. Lantas bagaimana perkembangan NIM perbankan konvensional di Tanah Air? Salah satu bank jumbo di Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), menargetkan realisasi NIM di kisaran 5,3% hingga 5,6% di tahun 2023. Sementara NIM Bank Mandiri pada Desember 2022 lalu tercatat berada di level 5,47%
“Target tersebut bakal didukung lewat beberapa strategi di antaranya, menjaga kestabilan CASA ratio yang tinggi, memastikan tingkat likuiditas yang sehat dan beberapa upaya
repricing bunga pinjaman,” tulis manajemen Bank Mandiri dalam paparan laporan keuangan 2022, dikutip KONTAN, Kamis, (2/2).
Baca Juga: Laju Kenaikan Fed Rate Melambat, Saham Bank Digital Menguat Berdasarkan paparan kinerja Bank Mandiri tahun 2022 tersebut, terlihat bahwa NIM Bank Mandiri di tahun 2022 naik dibandingkan Desember 2021 lalu yang sebesar 5,09%. “NIM positif ini ditopang oleh beberapa strategi perseroan antara lain mempertahankan rasio CASA yang tinggi didukung oleh dana pembiayaan dari pendapatan kami, dan penetapan harga aset yang progresif di tengah kenaikan suku bunga,” tulis paparan kinerja itu. Tak ketinggalan, PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) Tbk (BBNI) di tahun 2023 ini menargetkan nilai NIM akan dijaga kisaran 4,7%. Diketahui, NIM BNI per Desember tahun 2022 mencapai 4,81% yang dibanding tahun 2021 lalu yang sebesar 4,67%. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyebutkan strategi di tahun 2023, di antaranya BNI fokus pada peningkatan CASA dan
fee based income yang
sustain, serta meningkatkan ekspansi bisnis pada
corporate top tier serta sektor prioritas,
value chain, dan
cross selling dengan mengutamakan budaya risiko. “Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini,” tandasnya. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan NIM 5,9% pada Desember 2022, naik bila dibandingkan tahun sebelumnya yakni 5,3%. “Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA melewati tahun 2022 dengan kinerja yang solid,” kata Presiden Direktur PT BCA, Jahja Setiaatmadja melalui keterangan resmi yang diterima KONTAN beberapa waktu lalu. Lebih lanjut,
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin menilai NIM perbankan di tahun ini diprediksi akan sama atau naik tidak terlalu jauh dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga: Pertebal Margin, Bankir Upayakan Menekan Biaya Kredit ke Level Rendah pada Tahun Ini “Faktor yang mempengaruhi kalau di Indonesia lebih banyak disebabkan karena tingkat suku bunga kredit yang cost of fund serta likuiditas, beberapa bank besar menyumbang likuiditas terbesar kepada industri sehingga NIM secara keseluruhan perbankan di Indonesia cenderung akan bagus,” jelas Amin kepada KONTAN. Amin mengungkapkan, jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang terus naik, dalam menjaga margin dengan cara menjaga suku bunga yang kompetitif untuk dana pihak ketiga (DPK) khususnya deposito menurutnya akan sedikit terkoreksi di 2023. “Menurut saya pertumbuhan, kredit, CASA sudah lumayan stabil dan Indonesia tidak akan terkena gejolak krisis ekonomi global yang diisukan 2023 ini, sehingga faktornya lebih banyak ke tingkat suku bunga, kalau itu terjadi gejolak inflasi dan tingkat suku bunga terkoreksi terus menurun maka akan memungkinkan terjadinya penurunan inflasi di 2023,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi