NIM Perbankan Mulai Menunjukkan Perbaikan di Kuartal III 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat tertekan kala era suku bunga tinggi, perlahan rasio Net Interst Margin (NIM) perbankan tampak mulai mengalami perbaikan. Beberapa bank mencatatkan kenaikan pada kuartal III 2024.

Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang jika dilihat secara kuartalan ada peningkatan. Adapun, per kuartal III-2024, NIM BNI berada di level 4,41% atau naik dari kuartal sebelumnya berada di level 4,04%.

Namun, jika dilihat secara sembilan bulan penuh, memang NIM BNI masih tampak mengalami penurunan. Untuk sembilan bulan di 2024, NIM BNI ada di level 4,15% dan itu turun dari periode sama tahun lalu yang ada di level 4,64%.


Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini mengungkapkan bahwa perbaikan yang tampak dalam NIM merupakan keberhasilan dari BNI mengelola likuiditas. Dalam hal ini, BNI memanfaatkan insentif dari Giro Wajib Minimum (GWM) serta fokus pada dana ritel.

Menurutnya, strategi pengelolaan likuiditas yang optimal tersebut memungkinkan BNI untuk meningkatkan likuiditas dengan mengurangi dana-dana yang sifatnya dana mahal. Ini juga tercermin dari rasio dana murah BNI yang juga naik secara tahunan dari 68,6% menjadi 70,3%.

“Ini kita harapkan ke depan juga kita masih jaga di 4,4% secara kuartalan,” ujar Novita, Jumat (25/10). 

Baca Juga: Kinerja Bank BNI (BBNI) Konsisten Tumbuh Secara Kuartalan, Cek Rekomendasi Sahamnya

Sementara itu, ada juga PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mengalami perbaikan NIM, baik itu secara kuartalan maupun tahunan. Pada periode sembilan bulan 2024, NIM BCA tercatat di level 5,8% atau naik 30 basis poin (bps).

EVP Corporate and Social Responsibility BCA,  Hera F Haryn bilang peningkatan NIM ini sejalan dengan dengan peningkatan volume kredit, pergerakan suku bunga, dan cost of fund yang relatif terjaga. 

BCA mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 14,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 877 triliun per September 2024. Pihaknya pun berupaya agar BCA dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. 

“Komposisi aktiva produktif BCA bergeser ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan aktiva produktif lainnya,” ujar Hera.

Baca Juga: Kunci di Balik Laba BCA Berhasil Tumbuh Dua Digit

Hera menambahkan dalam melihat profitabilitas suatu bank, NIM merupakan salah satu komponen selain pendapatan non bunga, biaya operasional, dan biaya provisi kredit. Profitabilitas lembaga perbankan perlu dilihat secara keseluruhan. 

“Kami akan senantiasa mengamati dinamika yang akan terjadi dari sisi permintaan kredit, kondisi likuiditas dan seberapa cepat perubahan suku bunga ke depan,” tandasnya.

Selanjutnya: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya

Menarik Dibaca: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih