NIM tergerus, Mayapada optimalkan fee based income



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional Tbk mengambil langkah antisipasi mengerusnya margin bunga bersih atau net interset margin (NIM) akibat kenaikan suku bunga deposito.

Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menilai, hal ini bisa dilakukan dengan mengenjot pendapatan non bunga atau fee based income sebagai alternatif penyusutan NIM guna mempertahankan laba.

Bank milik taipan Dato Sri Tahir ini mencatatkan posisi NIM di angka 4,5%. Walaupun masih ada potensi kenaikan suku bunga acuan, manajemen akan mempertahankan NIM di posisi 4,5% hingga akhir tahun.


Hariyono bilang hingga saat ini fee based income Mayapada tumbuh 10% secara tahunan atau year on year. Pertumbuhan ini disokong oleh transaksi Bancassurance dan eChannel.

"Fee based income masih bertumbuh namun belum sesuai harapan. Kontribusinya terhadap profit masih belum besar," ujar Hariyono kepada Kontan.co.id pada Rabu (26/9).

Sebelumnya, manajemen menargetkan dapat menargetkan pertumbuhan fee based cukup tinggi tahun ini, yaitu mencapai 20%. Target sengaja dipatok tinggi, guna mengimbangi penurunan NIM.

Bank dengan kode sandi saham MAYA ini akan terus mengenjot pendapatan non bunga dengan cara melakukan sosialisasi dan edukasi kepada nasabah.

Dalam laporan keuangan per Agustus 2018, pendapatan operasional selain bunga sebesar Rp 92,02 miliar. Nilai ini tumbuh pesat 143,37 yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 37,81 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti