KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate sebanyak 100 bps selama tahun 2018 menjadi 5,25%, net interest margin (NIM) perbankan rawan menjadi tertekan. Sebut saja BMRI, bank plat merah ini memproyeksikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan mengarah ke 5,7% di akhir tahun ini. Saat ini, NIM bertengger di level 5,8%. Tapi di kondisi ini membuat perbankan harus memutar otak agar NIM mereka dapat terjaga sehingga laba dapat optimum. Salah satunya dengan efisiensi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Mei 2018, 10 bank besar mencatat penurunan biaya operasional 2,7% yoy.
NIM tertekan, emiten perbankan masih bisa jadi pilihan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate sebanyak 100 bps selama tahun 2018 menjadi 5,25%, net interest margin (NIM) perbankan rawan menjadi tertekan. Sebut saja BMRI, bank plat merah ini memproyeksikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan mengarah ke 5,7% di akhir tahun ini. Saat ini, NIM bertengger di level 5,8%. Tapi di kondisi ini membuat perbankan harus memutar otak agar NIM mereka dapat terjaga sehingga laba dapat optimum. Salah satunya dengan efisiensi. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Mei 2018, 10 bank besar mencatat penurunan biaya operasional 2,7% yoy.