Nippon Indosari (ROTI) menanti sumbangsih Filipina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak menancapkan kuku bisnisnya di Filipina pada 2016, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk siap menagih kontribusi penjualan yang semakin membesar dari sana. Tahun ini produsen roti merek Sari Roti tersebut menargetkan kontribusi penjualan 5% dari negara bermata uang peso tersebut.

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu Nippon Indosari menikmati penjualan Rp 44,64 miliar dari unit bisnis di Filipina atau 1,79% terhadap total penjualan bersih Rp 2,49 triliun. Porsi itu tak banyak bergeser dari catatan periode Januari-Maret 2018. Sepanjang tiga bulan tahun ini, bisnis di Filipina mendatangkan penjualan Rp 10,99 miliar atau 1,67% terhadap total penjualan bersih Rp 659,06 miliar.

Adapun target peningkatan kontribusi penjualan Filipina berangkat dari operasional pabrik. Sejak April 2018, Nippon Indosari tak cuma menjual produk tapi mengoperasikan pabrik di sana. Pabrik tersebut berkapasitas produki 100.000 roti dalam setahun.


Debut perdana pabrik di Filipina adalah memproduksi roti putih. "Sementara baru satu produk, doakan saja secepatnya kami bisa menambah produk," tutur Lukito Kurniawan Gozali, Vice President Investor Relations and Corporate Communications PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, usai paparan publik di Jakarta, Selasa (17/7).

Biaya investasi pabrik Filipina memanfaatkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Nippon Indosari pada tahun lalu. Kalau menurut catatan KONTAN, nilai investasi pabrik itu mencapai Rp 100 miliar.

Dua pabrik baru

Pabrik baru di Filipina melengkapi 10 pabrik lain yang sudah beroperasi di dalam negeri. Jumlah pabrik tersebut masih akan bertambah karena Nippon Indosari dalam tahap membangun pabrik baru di Gresik Jawa Timur dan Lampung. Target realisasi operasionalnya pada Juli 2019 mendatang.

Kelak, saat kedua pabrik beroperasi, manajemen Nippon Indosari berharap ada tambahan kapasitas produksi yang signifikan. "Untuk kontribusi dari pabrik baru itu mungkin bisa menambah kapasitas sekitar 20% dari existing," ujar Lukito, tanpa menyebutkan tambahan kapasitas yang dimaksud.

Hingga 31 Maret 2018, Nippon Indosari sudah menghabiskan Rp 96 miliar untuk membangun pabrik Gresik dan Lampung. Dananya mencuil capex tahun ini yang sebesar Rp 600 miliar.

Menurut materi paparan publik 12 Juli 2018, pabrik Gresik dan Lampung merupakan dua dari empat hingga enam pabrik baru, yang masuk dalam target ekspansi Nippon Indosari. Mereka mengincar lokasi di Jawa, Sumatra atau Kalimantan.

Akan buyback saham

RAPAT umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menyetujui rencana pembelian kembali atau buyback saham. Maksimal buyback saham adalah 10% saham atau 618,64 juta saham. Tujuannya untuk menstabilkan harga saham.

Nippon Indosari juga berharap buyback saham bisa memberikan fleksibilitas dalam mengelola modal jangka panjang. "Kami bisa melakukan buyback selama 18 bulan ke depan, dimana itu kami belum tahu," tutur Lukito Kurniawan Gozali, Vice President Investor Relations and Corporate Communication s PT Nippon Indosari Corpindo Tbk saat paparan publik di Jakarta, Selasa (17/7).

Dengan asumsi harga rata-rata buyback sama dengan harga penutupan 29 Juni 2018 sebesar Rp 940 per saham, Nippon Indosari harus merogoh kocek Rp 581,52 miliar. Sebelumnya, mereka mengantongi Rp 1,4 triliun dari aksi rights issue atau penerbitan saham baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia