Nipress Memperoleh Berkah dari Hajatan APEC



JAKARTA. PT Nipress Tbk (NIPS) terus melakukan penetrasi pasar baterai industri dan otomotif di tanah air. Perusahaan yang baru saja menjadi penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI) ini meluncurkan produk baru berjenis baterai lithium. Produk ini akan digunakan untuk keperluan energi mobil listrik.

Richard Tandiono, Direktur Manufaktur Nipress mengatakan, tahun ini, pihaknya akan memproduksi baterai lithium untuk kebutuhan mobil listrik di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali September 2013 mendatang.

Sekadar informasi, pemerintah akan menyediakan mobil listrik produksi dalam negeri sebagai sarana angkutan para delegasi APEC yang hadir nanti. Nah, Nipress mendapat order dari sejumlah produsen mobil listrik lokal yang telah dipilih.


Mereka adalah PT Sarimas Ahmadi Pratama dan PT Great Asia. Sarimas merupakan produsen mobil listrik bermerek Ahmadi. Sedangkan Great Asia akan memproduksi mobil listrik dengan merek Grain. Pada rencana awal, akan ada 20 unit mobil listrik yang disediakan dalam hajatan APEC tersebut.

Mobil-mobil tersebut akan memerlukan baterai lithium berkapasitas 60 kilowatt hour (Kwh). Oleh karena itu, "Tahun ini, kami akan memproduksi baterai lithium berkapasitas 60 Kwh," tutur Richard kepada KONTAN belum lama ini.

Saat ini, kemampuan produksi baterai lithium NIPS sekiatar 6.000 unit per tahun. Richard mengaku belum bisa mengatakan nilai kontribusi penjualan baterai lithium terhadap total penjualan perusahaan tahun ini. Pasalnya, penjualan lithium untuk mobil listrik baru dilakukan di pertengahan tahun ini.

Selain untuk mobil listrik, Nipress juga memasarkan baterai lithium ke sejumlah pelaku industri seperti operator telekomunikasi. Asal tahu saja, baterai jenis ini cocok digunakan untuk baterai cadangan menara base transceiver system (BTS).

Richard bilang, saat ini perusahaan telah memasok hampir 50% keperluan baterai lithium menara BTS milik Telkomsel. "Kami juga tengah menjajaki penjualan baterai industri kepada operator lain, seperti Indosat dan XL," katanya.

Tahun ini, Nipress berencana memperbesar kapasitas produksi baterai industri menjadi 250.000 unit per tahun. Mereka juga akan menambah beberapa mesin produksi. Untuk merealisasikan rencana bisnis yang sudah direncanakan sejak akhir tahun lalu, NIPS telah menganggarkan belanja modal sebesar US$ 2 juta-US$ 3 juta.

Meski harga baterai lithium tergolong mahal, yakni mencapai ratusan juta rupiah per unit, namun produk ini memiliki kapasitas dan daya tahan yang lebih lama, yakni sekitar dua tahun sampai tiga tahun ketimbang baterai non lithium.

Tahun ini, Nipress berharap bisa menjual sekitar 4,3 juta unit baterai atau setara dengan Rp 925,22 miliar. Perinciannya, 2,03 unit baterai aki sepeda motor dan 2,1 juta unit baterai untuk mobil. Sedangkan baterai untuk industri, Nipress menargetkan bisa menjual baterai sekitar 155.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri