JAKARTA. Grup Bakrie akhirnya resmi berpisah dengan Asia Resources Minerals (ARMS) dan bisa membawa lagi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Nick von Schrinding, Chief Executive Officer (CEO) ARMS menyatakan, seluruh transaksi pemisahan (separation transaction) investasi Grup Bakrie di ARMS sudah tuntas.Dia menyatakan, prosesnya amat melelahkan dan memakan proses lama. "Tapi kami berhasil menyelesaikannya," tulis Schrinding di pengumuman resmi, Selasa (25/3).Nirwan Dermawan Bakrie, petinggi Grup Bakrie, juga mengungkapkan kelegaan serupa. Dia menyatakan, tim dari Long Haul Holding (representasi Grup Bakrie) dan ARMS bekerja 24 jam untuk menuntaskan transaksi ini. "Semua happy dengan transaksi ini, dan sekarang kami tinggal melihat ke depan," tandas Nirwan kepada KONTAN, kemarin.Sebagai catatan, Grup Bakrie telah membayar US$ 501 juta kepada ARMS sebagai mahar untuk membawa pulang 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Pada awal transaksi, Grup Bakrie menempatkan US$ 50 juta di rekening penampung.Sisa dana senilai US$ 451 juta ditutup Grup Bakrie dari dua sumber. Pertama, Grup Bakrie membayar US$ 228 juta. Kedua, sisa US$ 223 juta dari penjualan 23,8% saham ARMS milik Bakrie kepada Ravenwood Acquisition Company Limited (Grup Borneo) milik Samin Tan.Grup Borneo meraih dana itu dari pinjaman ke Raiffeisen Bank. Kini, setelah membeli 23,8% saham ARMS milik Bakrie, Grup Borneo memiliki 47,6% saham ARMS.Nick Salmon, Senior Independent Director ARMS menyatakan, dari total dana yang diterima itu, ARMS akan membagikan US$ 400 juta sebagai dividen bagi pemegang saham.Nah, tuntas bagi Grup Bakrie, tidak bagi Rosan Roeslani. Sebab, ARMS tetap menuntut pengembalian dana atas financial irregularities yang dilakukan Rosan selama menjabat sebagai orang nomor satu di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), anak usaha ARMS senilai US$ 173 juta. Total hitungan kerugian awal senilai US$ 201 juta.Kasus ini pun berlanjut ke badan arbitrase internasional. "ARMS juga akan mengambil tindakan yang tepat bagi Rosan Roeslani, dengan pihak yang berwenang di Inggris, Indonesia dan yurisdiksi lainnya yang relevan," terang Nick Salmon.Meski sudah kembali ke tangan Grup Bakrie, Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menyarankan hold saham BUMI. "Valuasinya belum bisa saya hitung, kita lihat bagaimana penyelesaian utang BUMI dengan CIC," ujarnya.Konsensus analis Bloomberg memberi target harga saham BUMI sebesar Rp 375 per saham. Dari 11 analis yang disurvei, enam memilih hold dan sisanya merekomendasikan sell. Kemarin, harga BUMI turun 6% menjadi Rp 282 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Nirwan Bakrie: Semua happy
JAKARTA. Grup Bakrie akhirnya resmi berpisah dengan Asia Resources Minerals (ARMS) dan bisa membawa lagi saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Nick von Schrinding, Chief Executive Officer (CEO) ARMS menyatakan, seluruh transaksi pemisahan (separation transaction) investasi Grup Bakrie di ARMS sudah tuntas.Dia menyatakan, prosesnya amat melelahkan dan memakan proses lama. "Tapi kami berhasil menyelesaikannya," tulis Schrinding di pengumuman resmi, Selasa (25/3).Nirwan Dermawan Bakrie, petinggi Grup Bakrie, juga mengungkapkan kelegaan serupa. Dia menyatakan, tim dari Long Haul Holding (representasi Grup Bakrie) dan ARMS bekerja 24 jam untuk menuntaskan transaksi ini. "Semua happy dengan transaksi ini, dan sekarang kami tinggal melihat ke depan," tandas Nirwan kepada KONTAN, kemarin.Sebagai catatan, Grup Bakrie telah membayar US$ 501 juta kepada ARMS sebagai mahar untuk membawa pulang 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Pada awal transaksi, Grup Bakrie menempatkan US$ 50 juta di rekening penampung.Sisa dana senilai US$ 451 juta ditutup Grup Bakrie dari dua sumber. Pertama, Grup Bakrie membayar US$ 228 juta. Kedua, sisa US$ 223 juta dari penjualan 23,8% saham ARMS milik Bakrie kepada Ravenwood Acquisition Company Limited (Grup Borneo) milik Samin Tan.Grup Borneo meraih dana itu dari pinjaman ke Raiffeisen Bank. Kini, setelah membeli 23,8% saham ARMS milik Bakrie, Grup Borneo memiliki 47,6% saham ARMS.Nick Salmon, Senior Independent Director ARMS menyatakan, dari total dana yang diterima itu, ARMS akan membagikan US$ 400 juta sebagai dividen bagi pemegang saham.Nah, tuntas bagi Grup Bakrie, tidak bagi Rosan Roeslani. Sebab, ARMS tetap menuntut pengembalian dana atas financial irregularities yang dilakukan Rosan selama menjabat sebagai orang nomor satu di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), anak usaha ARMS senilai US$ 173 juta. Total hitungan kerugian awal senilai US$ 201 juta.Kasus ini pun berlanjut ke badan arbitrase internasional. "ARMS juga akan mengambil tindakan yang tepat bagi Rosan Roeslani, dengan pihak yang berwenang di Inggris, Indonesia dan yurisdiksi lainnya yang relevan," terang Nick Salmon.Meski sudah kembali ke tangan Grup Bakrie, Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menyarankan hold saham BUMI. "Valuasinya belum bisa saya hitung, kita lihat bagaimana penyelesaian utang BUMI dengan CIC," ujarnya.Konsensus analis Bloomberg memberi target harga saham BUMI sebesar Rp 375 per saham. Dari 11 analis yang disurvei, enam memilih hold dan sisanya merekomendasikan sell. Kemarin, harga BUMI turun 6% menjadi Rp 282 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News