JAKARTA. Meski kondisi perekonomian domestik maupun global masih gonjang-ganjing, namun Bank NISP berhasil membukukan kinerja yang mengkilap. Lihat saja, per 30 September 2008, laba bersih Bank NISP melonjak 10% menjadi Rp 227,3 miliar dari Rp 206,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Terdongkraknya laba bersih ini disebabkan adanya pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 16% yang mencapai Rp 1 triliun lebih dari periode sebelumnya yang hanya mencapai Rp 872,6 miliar. Selain itu, kenaikan laba juga disebabkan bertambahnya fee based income sebesar 13% dari Rp 247,4 miliar menjadi Rp 279,5 miliar.

Baiknya kinerja NISP ini juga dapat dilihat dari pertumbuhan penyaluran kredit bulan September kemarin, yang mencapai Rp 21,1 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 16% jika dibandingkan pertumbuhan kredit periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 18,2 triliun.

Situasi Memanas, Baca Business Insight untuk Tentukan Investasi yang Pas

Perinciannya, jika berdasarkan jenis penggunaannya, sekitar 44,8% kredit disalurkan untuk modal kerja, 29,3% konsumer dan 25,9% untuk investasi. Sedangkan berdasarkan sektor usahanya, sekitar 24,1% ditujukan ke sektor perindustrian, 23,5% perdagangan, 17,9% jasa dan 29,3% konsumer.

"Dalam menyalurkan kredit ini, kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian. Alhasil, rasio kredit bermasalah kami atau non performing loan (NPL) dapat ditekan pada level yang rendah," jelas Presiden Direktur Bank NISP Pramukti Surjaujada.

Sekadar tambahan informasi, tingkat NPL per September 2008 NISP sebesar 1,69%. "Angka NPL kami masih jauh di bawah batas maksimal Bank Indonesia yang dipatok 5%," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News