Nissan Luncurkan Mobil Mewah Baru di China



BEIJING. Ketatnya persaingan di industri otomotif membuat beberapa produsen mobil memutar otak untuk meningkatkan penjualannya. Salah satunya dengan meluncurkan produk terbaru dengan segala kelebihannya. Langkah inilah yang tengah dijalankan Nissan Motor Co. Produsen mobil ketiga terbesar Jepang tersebut memperkenalkan Infiniti EX35 luxury sport-utility vehicle di China. 

EX35 resmi dijual di China mulai hari ini. Mobil mewah tersebut ditawarkan mulai dari 627.000 yuan atau setara dengan US$ 91.700. Keluaran terbaru Nissan yang diimpor langsung dari Jepang tersebut akan bersaing dengan Bayerische Motoren Werke AG’s X3 yang dibanderol dengan harga 578.000 yuan.

Nissan, BMW dan produsen mobil mewah lainnya memang terus mengeluarkan model baru di China karena semakin tingginya persaingan. Asal tahu saja, perlambatan ekonomi global saat ini membuat para konsumen mobil mewah lebih selektif sehingga menurunkan jumlah permintaan mobil di Negeri Panda itu.


Meski impor kendaraan mengalami peningkatan 53% pada paruh pertama 2008, namun menurut China Association of Automobile Manufacturers, tingkat penjualan mobil di China tidak akan mencapai target yang dipatok sebanyak 10 juta unit kendaraan hingga akhir tahun ini. 

Pihak asosiasi juga menyebutkan, pada Agustus, penjualan kendaraan di China anjlok untuk pertama kalinya dalam tiga tahun belakangan. Selain itu, indeks China yakni CSI 300 Index juga mengalami penurunan tajam sebesar 60% tahun ini yang diakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi selama empat kuartal berturut-turut. 

Salah satu penyebab lain turunnya penjualan mobil di Negeri Tirai Bambu ini yaitu adanya kebijakan baru mengenai pajak mobil. Mulai bulan ini, pemerintah China menaikkan pajak terhadap konsumen yang membeli mobil dengan mesin berkapasitas 3 liter dan 4 liter sebesar 10%. Kebijakan tersebut diberlakukan untuk mengurangi penggunaan energi bahan bakar. Hal ini yang kemudian menyebabkan tingginya permintaan mobil kecil yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.  

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie