KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan di bidang industri hasil tembakau (IHT), PT Nojorono Tobacco International melakukan ekspor perdananya pada Selasa (13/7). Ekspor dilakukan sebagai bentuk sambutan baik Nojorono terhadap himbauan pemerintah agar produsen sigaret mulai menggiatkan ekspor produknya ke mancanegara. Selain itu, juga merupakan salah satu langkah lanjutan Nojorono Tobacco International dalam manyikapi situasi pandemi saat ini. Langkah strategis itu diambil guna menyiasati keberlangsungan perguliran roda bisnis serta kesejahteraan para pekerja. Tahun lalu di saat banyak perusahaan merumahkan pekerjanya akibat pandemi, Nojorono berupaya keras menjamin keberlangsungan lapangan kerja dan roda perekonomian, dengan melahirkan produk baru.
"Tahun ini, kami lanjutkan strategi bisnis perusahaan dengan memperluas jangkauan pasar melalui ekspor. Kebijakan strategis tentunya tidak hanya menjadi solusi bisnis bagi perusahaan, namun harus berdampak baik bagi para pekerja," ungkap President Director PT Nojorono Tobacco International, Stefanus JJ Batihalim dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/7).
Baca Juga: Jumlah pabrikan rokok yang turun golongan bertambah Stefanus mengatakan, kebijakan ekspor tersebut ditempuh dengan melihat besarnya potensi pangsa pasar konsumen di mancanegara dan juga sebagai satu upaya menyiasati kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) yang mencapai angka rata -rata 12,5% di tahun ini. ”Kenaikan CHT berakibat pada kenaikan harga yang menekan daya beli masyarakat. Kami berinisiatif mengambil langkah strategis dengan memperluas jangkauan pasar hingga ke mancanegara yang dinilai memiliki potensi besar," tambahnya. Sebagai tahap awal, perusahaan yang juga dikenal dengan nama Nojorono Kudus ini membidik pasar Asia, khususnya konsumen Indonesia yang tinggal di negara-negara Asia. Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya Norojono Kudus akan memperluas pangsa ekspornya ke negara lain di masa mendatang. Arief Goenadibrata, Managing Director Nojorono Tobacco International bilang, sigaret kretek menjadi salah satu identitas khas Indonesia dan saat ini hanya diproduksi oleh produsen sigaret Indonesia.
"Produk ekspor perdana Nojorono Tobacco International jatuh pada kategori Sigaret Kretek Mesin Mild (SKMM); Clas Mild. Produk sigaret LTLN (Low Tar Low Nicotine) unggulan yang diluncurkan perdana pada tahun 2003 ini, sempat menduduki peringkat kedua penjualan terbaik kategori SKMM dalam kurun waktu yang singkat," kata Arief. Mengenai pilihan produk eskpor, Arief menyebut, konsistensi Nojorono Kudus dalam prosedur pemilihan dan penggunaan bahan baku terbaik di setiap produknya, melandasi pertimbangan kuat dalam kebijakan ekspor. “Keseimbangan kualitas dan cita rasa yang memenuhi standar higienis dan freshness of product, selalu menjadi prioritas utama kami. Clas Mild merupakan produk sigaret kretek, yang sejak awal diluncurkan memenuhi standar kualitas ekspor. Besar harapan kami, produk ini diterima dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang rindu cita rasa khas tanah air," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat