Nokia Menjajaki Pabrik di Indonesia



JAKARTA. Kabar baik bagi para pengguna telepon seluler atau handphone (HP) di dalam negeri. Sebab, sejumlah produsen HP asing tengah menjajaki kemungkinan berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor perakitan.

Salah satunya, produsen HP terbesar dunia asal Finlandia, Nokia. Investor lain berasal dari China dan Korea. Mereka sedang menjajaki kemungkinan pembangunan pabrik perakitan di Indonesia.

"Saya mendapat laporan, sudah masuk dua produsen dari China dan satu lagi Nokia," kata Deputi Menteri Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady, Rabu (18/2).


Salah satu alasan mereka berinvestasi di Indonesia adalah tingginya pemakaian HP di Indonesia. Selain itu, Indonesia sudah melakukan pengetatan produk impor, termasuk HP.

Pengetatan impor itu diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 60 tahun 2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu yang mulai berlaku 1 Februari 2009. Dengan kebijakan ini, importir produk elektronik, harus mendaftarkan diri sebagai importir terdaftar (IT) juga harus melakukan verifikasi di negara asal.

Meski membenarkan ada beberapa produsen HP yang tertarik masuk, Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Dharmadi mengaku investor itu baru sebatas penjajakan. Mereka belum membuat komitmen nilai investasi.

Selain Nokia dan investor dari China, Budi mengatakan, ada satu produsen HP dari Korea yang menyatakan minat berinvestasi. "Mereka saya dorong-dorong dengan mengatakan kita akan mendisiplinkan barang ilegal HP. Jadi kalau mau bisnis, tunjukkan dengan masuk ke sini," ujar Budi.

Sebagai upaya menggaet investor, pemerintah menyiapkan beberapa instrumen seperti insentif pembebasan pajak penghasilan (PPh) bagi investasi produk tertentu seperti diatur dalam PP No 62 tahun 2008.

Pemerintah juga menawarkan industri penunjang jika investor asing itu membangun pabrik di Indonesia. Antara lain beberapa pabrik komponen HP, mulai produk batere, chasing, LCD HP dan lain-lain. Saat ini, dari diantara komponen HP hanya komponen mesin yang belum diproduksi di Indonesia. “Tapi sebagian besar sudah bisa kita buat,” tegas Budi.

Nokia mengakui sedang menjajaki pendirian pabrik di Indonesia. Tapi, saat ini mereka masih dalam tahap pengumpulan data, belum pada detail rencana. “Kami masih melihat-lihat. Jadi tidaknya, keputusan ada di pusat,” kata Hasan Aula, General Manager Nokia Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie