KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Susunan kabinet Jokowi-Ma'aruf Amin kabarnya telah rampung. Porsinya, sebesar 55% kabinet berasal dari profesional, sisa 45% menjadi jatah partai politik (parpol). Porsi tersebut mendapat respon positif dari pelaku pasar. "Itu sudah tepat, tidak jauh dari harapan pasar, 60% profesional dan 40% parpol," ujar praktisi pasar modal Sem Susilo kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8). Dia juga mengapresiasi ide Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) yang naik kelas menjadi Kementerian Investasi. Sebab, motor utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi.
Baca Juga: Jokowi: 55% kabinet dari profesional pilihan saya sendiri Seperti diketahui, selain porsi jatah kabinet, ada sejumlah perombakan dalam susunan kabinet yang rencananya bakal diumumkan sebelum Oktober tersebut. Kementerian yang mengurusi soal ekonomi tidak banyak berubah selain naik kelasnya BKPM menjadi kementerian. Namun, urusan ekspor nanti bakal diurusi oleh Kementerian Luar Negeri. Menurut Sem, dititipkannya urusan ekspor ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga bisa diterima pasar. Soalnya, ranah Kemenlu ada di luar negeri, namun fungsinya masih kurang optimal. "Sehingga, itu tepat dan strategis jika tanggung jawab ekspor ditugaskan pada mereka," tandas Sem. Selain itu, Kementerian BUMN juga tidak banyak mengalami perubahan. Alasannya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak ingin ada super holdings. Baca Juga: Jokowi akan ubah nomenklatur kementerian periode 2019-2024, ini tanggapan pengusaha