Evolusi teknologi pemutar cakram (
player) berlangsung cepat. Para pecinta film mungkin masih ingat era player Betamax yang muncul tahun 1975. Player berbadan gemuk ini dikembangkan oleh Sony. Setahun kemudian, JVC mengeluarkan player tandingan berformat
video home system (VHS). Namun, teknologi tak berhenti berganti. Hampir 10 tahun silam, muncul era cakram yang diawali kemunculan
video cassette disc (VCD) pada tahun 1993, disusul
digital video disc (DVD) yang memperbaiki kualitas VCD. Nah, teknologi player terbaru adalah Blu-ray. Format Blu-ray atau biasa disebut BD (Blu-ray disc) mampu menampilkan gambar
full high definition (Full HD). "Kualitas gambarnya lebih terang dan jernih," ujar
Product Manager Audio Video LG Electronics Indonesia William Fu.
Kualitas gambar Blu-ray didukung tingkat resolusi yang tinggi. Rata-rata player ini didukung resolusi hingga 1080 piksel (p). Bandingkan dengan resolusi DVD yang hanya 780 p. Menurut Ruseno,
Product Costumer Care Philips, pemutar cakram Blu-ray lebih unggul dibanding DVD player. Cuma, syaratnya, film yang diputar juga harus yang berformat Blu-ray. Pasalnya, meski berjuluk Blu-ray player, peranti ini masih bisa memutar cakram format lain, seperti DVD. Menurut Ruseno, kemampuan umum Blu-ray player membaca cakram Blu-ray belum secepat perkembangan teknologi kapasitas penampungan cakram Blu-ray yang mencapai ratusan gigabyte (GB). Ia mencontohkan, produk Blu-ray player buatan Philips bisa membaca cakram hingga kapasitas 54 GB. Idealnya, menonton film format Blu-ray dengan Blue-ray player paling pas disandingkan dengan televisi layar lebar dan beresolusi tinggi seperti
liquid crystal display (LCD), plasma, atau
light emiting diode (LED). "Kami menyasar konsumen yang mempunyai televisi model ini," kata
Product Marketing PT Samsung Electronic Indonesia Leo Borise. Harganya makin turun Untuk menikmati kualitas gambar film dengan Blu-ray player, Anda harus merogoh kocek lebih dalam. Harga pemutar cakram Blu-ray bisa lebih dari lima kali lipat pemutar cakram DVD. Harga Blu-ray player Philips misalnya, sebesar Rp 2,5 juta. Bandingkan dengan DVD player yang bisa didapat hanya dengan merogoh sekitar Rp 300.000.
Meski harganya mahal, William optimistis penjualannya makin laris. Apalagi, harga elektronik, termasuk pemutar Blu-ray terus turun. Harga Blu-ray player LG tahun ini, misalnya, sudah menciut 20%-50% dibanding awal tahun 2009 ketika pertama kali diluncurkan. Penyusutan harga tipe BD 550 bisa sampai 50%. Tentu saja, penurunan harga itu otomatis mengerek penjualan pemutar Blu-ray. Jika semester pertama 2010 LG cuma bisa menjual 100 unit per bulan, maka di semester kedua 2010, LG bisa menjual 200 unit. Semester pertama tahun ini, William menargetkan penjualan bisa mencapai 300 unit-400 unit per bulan. "Semester kedua kami optimistis menjual 500 unit-600 unit dengan sumbangan terbesar dari BD 550," beber William. Kenaikan penjualan akibat kian turunnya harga pemutar cakram Blu-ray juga dialami Samsung. Dengan harga cuma Rp 1,5 juta per unit, jangkauan penjualan pemutar cakram Blu-ray bisa semakin luas. Sayangnya, Leo enggan mengungkap total penjualan Blu-ray player Samsung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test