Nostalgia dengan mainan jadul



JAKARTA. Anda ingin bernostalgia dengan mainan-mainan tradisional tanah air? Tidak ada salahnya mampir ke galeri Gudang Dolanan Indonesia (GDI) yang berada di daerah Sawangan Depok, Jawa Barat (Jabar).

Galeri yang didirikan oleh Endi Aras Agus Riyono 11 tahun silam ini dapat dikatakan sebagai museum mini untuk mainan-mainan tradisional. Pasalnya, ratusan koleksi mainan dari Aceh hingga Papua dapat ditemukan di sini.

Galeri ini juga dapat dikatakan sebagai harta karun di tengah sulitnya menemukan mainan-mainan tradisional pada saat ini. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi sedikit demi sedikit telah menggerus keberadaan mainan tradisional.


Anak-anak dijejali dengan mainan-mainan modern yang terkesan individualistis. Padahal, filosofi bermain bagi anak-anak adalah ajang untuk bersosialisasi. Selain itu, permainan-permainan tradisional juga sarat dengan makna kehidupan manusia.

Endi memperkirakan, setidaknya ada lebih dari 500 jenis mainan yang dia miliki saat ini. Mulai dari gasing, bola bekel, egrang, angkong dan dakon. Bahkan, khusus untuk permianan gasing saja, Endi menghitung ada 600 jenis yang telah dimilikinya.

Untuk memperoleh koleksi mainan ini, Endi berburu hingga ke pelosok-pelosok daerah. "Soal harga sebenarnya tidak mahal, untuk permainan-permainan tradisional ini. Yang menjadi mahal untuk mendapatkannya itu biaya perjalanannya," kata Endi, yang juga mantan wartawan itu.

Hingga saat ini Endi masih belum merasa puas dengan jumlah koleksi mainan yang dimilikinya. Soalnya, masih banyak mainan dari daerah yang belum terkumpul. Berdasar literatur yang dimiliki Endi, jenis mainan tradisional Indonesia jumlahnya dapat mencapai 2.500 jenis.

Kini, koleksi permainan tradisional Endi dia simpan di rumahnya yang sekaligus menjadi galeri ruang pamernya. Di galeri rumahnya yang bergaya joglo itu pengunjung dapat menemukan belbagai informasi tentang mainan tradisional tanpa dipungut biaya alias gratis.

Bahkan, selain menambah pengetahuan dari mainan-mainan yang menjadi koleksi Endi, pengunjung dapat memainkannya secara langsung. "Di tempat kami juga ada lahan kosong yang dapat digunakan sebagai sarana bermain," ujar Endi.

Galeri mainan tradisional Endi ini terbuka setiap hari bagi masyarakat umum yang ingin menambah pengetahuan tentang permainan tradisional. Pengunjung galeri dolanan tradisional ini sebenarnya tidak didominasi oleh anak-anak, namun beragam dari pelajar SMA, mahasiswa, hingga turis mancanegara.

Guna melestarikan mainan-mainan tradisional ini, Endi berambisi untuk membuat buku yang berisi tentang jenis dan sejarah mainan tradisional tanah air. Namun, untuk itu pihaknya masih menunggu uluran tangan dari para sponsor dan Pemerintah.

Rosyid, warga Ciledug Tangerang mengatakan, adanya galeri khusus mainan tradisional ini menjadi nostalgia tersendiri bagi para orang tua. "Kami sebagai orang tua juga dapat nostalgia dengan mainan-mainan yang populer pada saat kami kecil dulu," katanya.

Rosyid menambahkan, saat ini mainan-mainan tradisional masih belum diperhatikan secara baik oleh pemangku kepentingan di negeri ini. Oleh karenanya, Pemerintah harus bergerak aktif untuk melestarikan mainan-mainan tradisional supaya tidak punah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie