Notulensi FOMC dovish, rupiah berotot



JAKARTA. Mata uang Garuda kembali menunjukkan ototnya pada transaksi perdagangan Kamis (7/4).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.47 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,3% menjadi 13.195 per dollar AS. Sekadar informasi, kemarin, posisi rupiah ditutup pada level 13.238 per dollar.

Penguatan juga terlihat pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR rupiah menguat 0,2% menjadi 13.197 dari sebelumnya 13.223.


Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan, rupiah menguat karena  hasil FOMC minutes sejalan dengan pernyataan dovish Yellen. Itu akan merontokkan kepercayaan pasar mengenai laju kenaikan suku bunga The Fed tahun 2016.

“Bisa juga datang dari internal, jika data cadangan devisa benar naik seperti prediksi,” tutur Josua.

Cadangan devisa Maret 2016 diprediksi kembali tumbuh ke US$ 106 miliar. Sebab pada awal Maret 2016 lalu telah terjadi penjualan sukuk global dan minimnya intervensi BI akibat pergerakan rupiah yang lebih stabil.

Hanya saja memang, kalaupun menguat, pergerakannya juga akan sangat sempit. “Rupiah masih akan bergerak dalam kecenderungan sideways,” ujar Josua yang memprediksi rupiah di kisaran Rp 13.150 – Rp 13.250 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie