KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Novartis Indonesia berkunjung ke Kementerian Perindustrian untuk meminta agar ada regulasi resmi untuk transplantasi ginjal. Maklum, selama ini di Indonesia, transplantasi ginjal lazimnya adalah dari pendonor yang masih hidup, sementara donor mati (cadaver) belum ada organisasi atau badan yang mengatur. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan kedatangan Novartis bertujuan agar Kementerian Perindustrian bisa berbicara bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkenalkan transplantasi ginjal lebih baik ketimbang terapi cuci carah. Selain itu, Novartis menurutnya akan memperkenalkan obat serangan jantung. "Mereka mau membicarakan teknologi itu. Ini kan investasi baru juga. Mereka minta bantuan Pak Menteri untuk membicarakan ini dengan Kemkes," kata Sigit, Selasa (27/3).
Novartis Indonesia tertarik masuk bisnis transplantasi ginjal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Novartis Indonesia berkunjung ke Kementerian Perindustrian untuk meminta agar ada regulasi resmi untuk transplantasi ginjal. Maklum, selama ini di Indonesia, transplantasi ginjal lazimnya adalah dari pendonor yang masih hidup, sementara donor mati (cadaver) belum ada organisasi atau badan yang mengatur. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan kedatangan Novartis bertujuan agar Kementerian Perindustrian bisa berbicara bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkenalkan transplantasi ginjal lebih baik ketimbang terapi cuci carah. Selain itu, Novartis menurutnya akan memperkenalkan obat serangan jantung. "Mereka mau membicarakan teknologi itu. Ini kan investasi baru juga. Mereka minta bantuan Pak Menteri untuk membicarakan ini dengan Kemkes," kata Sigit, Selasa (27/3).