Novartis Indonesia tertarik masuk bisnis transplantasi ginjal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Novartis Indonesia berkunjung ke Kementerian Perindustrian untuk meminta agar ada regulasi resmi untuk transplantasi ginjal. Maklum, selama ini di Indonesia, transplantasi ginjal lazimnya adalah dari pendonor yang masih hidup, sementara donor mati (cadaver) belum ada organisasi atau badan yang mengatur. 

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan kedatangan Novartis bertujuan agar Kementerian Perindustrian bisa berbicara bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkenalkan transplantasi ginjal lebih baik ketimbang terapi cuci carah. Selain itu, Novartis menurutnya akan memperkenalkan obat serangan jantung.

"Mereka mau membicarakan teknologi itu. Ini kan investasi baru juga. Mereka minta bantuan Pak Menteri untuk membicarakan ini dengan Kemkes," kata Sigit, Selasa (27/3).


Semetara itu, Milan Paleja, President Director & Country President PT Novartis Indonesia menjelaskan kunjungannya bukan membicarakan investasi baru. Melainkan, Novartis ingin membantu program kesehatan yang digagas oleh pemerintah. "Kami mau improve program kesehatan dari pemerintah," kata Milan, Selasa (27/3).

Saat ini Novartis sudah memiliki pabrik di Pasar Rebo dan di Batam. Khusus di Batam hanya produksi untuk ekspor ke Singapura, Jerman, USA, dan Eropa. "Tiap tahun kami terus investasi pabrik lebih dari US$ 1 juta. Tahun 2018 kami juga investasi US$ 2 juta untuk pengembangan pabrik," kata Milan.

Asal tahu, Novartis merupakan produsen farmasi dan juga alat kesehatan. Tahun lalu, Novartis telah luncurkan tiga produk (obat) baru untuk gagal jantung, psoriasis dan untuk nyeri. Sedangkan untuk alat kesehatan, produknya adalah alat untuk dokter mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi