KUALA LUMPUR. Seperti yang diprediksi banyak pihak, cadangan crude palm oil (CPO) di Malaysia kembali mendekati level rekor tertingginya pada bulan lalu. Berdasarkan hasil survei Bloomberg, kondisi itu terjadi seiring tingkat produksi CPO yang melampaui tingkat ekspor. Survei yang dilakukan terhadap empat analis dan dua perusahaan plantation menunjukkan, pada November, cadangan CPO di Kuala Lumpur akan mencapai 2,5 juta metrik ton dibanding 2,51 juta ton pada Oktober. Hasil survei juga menunjukkan, tingkat produksi kemungkinan turun 5,7% menjadi 1,83 juta ton, sementara ekspor naik 1,7% menjadi 1,79 juta ton. Kabarnya, Malaysian Palm Oil Board akan merilis data resminya pada 10 Desember mendatang. "Pembeli melihat, cadangan CPO masih besar dan mereka tidak perlu terburu-buru untuk membelinya. Sepertinya, harga CPO tidak akan rebound signifikan dalam waktu dekat," jelas Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd di Kuala Lumpur. Asal tahu saja, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari berakhir di posisi 2.284 ringgit atau US$ 751 per ton di Malaysia Derivatives Exchange, Kuala Lumpur, kemarin (5/12). Itu artinya, harga CPO sudah turun 28% di sepanjang tahun ini. Harga kontrak CPO yang paling aktif diperdagangkan sempat menyentuh posisi terendah dalam tiga tahun di level 2.220 ringgit pada 12 November lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
November, cadangan CPO diramal dekati rekor lagi
KUALA LUMPUR. Seperti yang diprediksi banyak pihak, cadangan crude palm oil (CPO) di Malaysia kembali mendekati level rekor tertingginya pada bulan lalu. Berdasarkan hasil survei Bloomberg, kondisi itu terjadi seiring tingkat produksi CPO yang melampaui tingkat ekspor. Survei yang dilakukan terhadap empat analis dan dua perusahaan plantation menunjukkan, pada November, cadangan CPO di Kuala Lumpur akan mencapai 2,5 juta metrik ton dibanding 2,51 juta ton pada Oktober. Hasil survei juga menunjukkan, tingkat produksi kemungkinan turun 5,7% menjadi 1,83 juta ton, sementara ekspor naik 1,7% menjadi 1,79 juta ton. Kabarnya, Malaysian Palm Oil Board akan merilis data resminya pada 10 Desember mendatang. "Pembeli melihat, cadangan CPO masih besar dan mereka tidak perlu terburu-buru untuk membelinya. Sepertinya, harga CPO tidak akan rebound signifikan dalam waktu dekat," jelas Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd di Kuala Lumpur. Asal tahu saja, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari berakhir di posisi 2.284 ringgit atau US$ 751 per ton di Malaysia Derivatives Exchange, Kuala Lumpur, kemarin (5/12). Itu artinya, harga CPO sudah turun 28% di sepanjang tahun ini. Harga kontrak CPO yang paling aktif diperdagangkan sempat menyentuh posisi terendah dalam tiga tahun di level 2.220 ringgit pada 12 November lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News