JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) akan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) atau obligasi sebesar Rp 10 triliun. Untuk tahap pertama, ISAT akan menelurkan Rp 2,5 triliun. Ini terdiri dari Rp 2,2 triliun konvensional dan Rp 300 miliar sukuk. "Bookbuilding pertama nanti awal November. Mungkin tanggal 3, sewaktu paparan publik," ucap Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT, kepada KONTAN, Selasa (7/10). Ia bilang, penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan sekitar akhir November atau awal Desember. Rencananya, ISAT akan menggunakan 28% atau Rp 700 miliar untuk sebagian biaya lisensi hak penggunaan frekuensi. Tahun lalu, ISAT membayar biaya hak penggunaan frekuensi radio Rp 2,2 triliun. Kemudian, ISAT akan menggunakan 72% atau Rp 1,8 triliun dana hasil penerbitan obligasi ini untuk membayar utang. Pertama, ISAT berencana melakukan pembiayaan kembali atau refinancing obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo di Juli 2020. Kedua, ISAT ingin melunasi utang senilai Rp 1,5 triliun dari BCA yang akan jatuh tempo 10 Februari 2015. Untuk penerbitan obligasi tersebut, Andromeda mengaku belum bisa bilang berapa kisaran kupon yang akan diberi. Ia hanya menyebut, tenornya akan bervariasi antara 3, 5, 7, atau 10 tahun. Sedangkan untuk sukuk, tenor maksimumnya adalah 7 tahun. ISAT telah menunjuk 5 penjamin emisi untuk penerbitan obligasinya. Ini adalah Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, BCA Sekuritas, HSBC Securities, dan DBS Securities. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
November, ISAT mulai bookbuilding obligasi Rp2,5 T
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) akan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) atau obligasi sebesar Rp 10 triliun. Untuk tahap pertama, ISAT akan menelurkan Rp 2,5 triliun. Ini terdiri dari Rp 2,2 triliun konvensional dan Rp 300 miliar sukuk. "Bookbuilding pertama nanti awal November. Mungkin tanggal 3, sewaktu paparan publik," ucap Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT, kepada KONTAN, Selasa (7/10). Ia bilang, penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan sekitar akhir November atau awal Desember. Rencananya, ISAT akan menggunakan 28% atau Rp 700 miliar untuk sebagian biaya lisensi hak penggunaan frekuensi. Tahun lalu, ISAT membayar biaya hak penggunaan frekuensi radio Rp 2,2 triliun. Kemudian, ISAT akan menggunakan 72% atau Rp 1,8 triliun dana hasil penerbitan obligasi ini untuk membayar utang. Pertama, ISAT berencana melakukan pembiayaan kembali atau refinancing obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo di Juli 2020. Kedua, ISAT ingin melunasi utang senilai Rp 1,5 triliun dari BCA yang akan jatuh tempo 10 Februari 2015. Untuk penerbitan obligasi tersebut, Andromeda mengaku belum bisa bilang berapa kisaran kupon yang akan diberi. Ia hanya menyebut, tenornya akan bervariasi antara 3, 5, 7, atau 10 tahun. Sedangkan untuk sukuk, tenor maksimumnya adalah 7 tahun. ISAT telah menunjuk 5 penjamin emisi untuk penerbitan obligasinya. Ini adalah Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, BCA Sekuritas, HSBC Securities, dan DBS Securities. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News