November, kuasi reorganisasi TFCO



JAKARTA. Rencana PT Tifico Fiber Indonesia (TFCO) melakukan kuasi reorganisasi terpaksa mundur dari jadwal semula. Awalnya, TFCO menargetkan sudah bisa melakukan aksi bersih-bersih laporan keuangan tersebut pada September ini. Emiten itu kemudian menunda rencana kuasi reorganisasi hingga akhir November nanti.

Manajemen TFCO menjelaskan pelaksanaan kuasi reorganisasi tersebut mundur karena proses tersebut memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. “Saat ini sudah dalam proses, butuh waktu panjang. Jadi agak sedikit mundur,” kata Sugito Budiono, Direktur TFCO kepada KONTAN, Kamis (8/9).

Perusahaan akan menggunakan laporan keuangan per akhir Juni 2011 sebagai dasar kuasi reorganisasi. Saat ini, laporan keuangan tersebut sudah selesai diaudit. Karena proses audit tersebut, perusahaan terlambat memenuhi kewajibannya untuk menyampaikan laporan keuangan berkala ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).


Dalam proses kuasi tersebut, TFCO akan melakukan revaluasi aset untuk menghapus defisit. Defisit tersebut merupakan akumulasi kerugian selama sepuluh tahun, yang mencapai US$ 200 juta.

Mengutip laporan keuangan TFCO terakhir, defisit perusahaan penghasil serat poliester ini menyusut dari US$ 196,61 juta di kuartal satu 2010 menjadi US$ 183,24 juta di kuartal satu 2011. Setelah proses kuasi selesai, rencananya TFCO akan mulai membagikan dividen pada tahun depan.

Tahun ini TFCO menargetkan bisa memperoleh laba bersih US$ 11 juta. Sementara di sepanjang 2010 lalu, laba bersih perseroan ini mencapai US$ 10,82 juta. Namun manajemen TFCO menolak untuk memberikan kisaran kinerja perusahaan hingga paruh pertama tahun ini. Yang jelas, Sugito bilang kinerja perusahaan sesuai dengan target.

Sekadar gambaran, hingga kuartal pertama tahun ini, penjualan TFCO mencapai US$ 111,81 juta, atau naik hampir 50% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 74,57 juta.

Penjualan tersebut naik karena kelangkaan katun di pasar. Kelangkaan tersebut mengerek harga katun menjadi sekitar US$ 250 per pon dari harga normal yang sebesar US$ 80 per pon. Ketika harga katun bergerak naik, harga jual produk TFCO, yaitu poliester sebagai alternatif katun, turut terkerek naik.

Sedang laba bersih perusahaan pada tiga bulan pertama 2011 lalu mencapai US$ 13,37 juta. Jauh naik dibanding laba bersih di kuartal satu 2010, di mana perusahaan mengalami rugi sebesar US$ 5,2 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie