CILEGON. Nasib kelanjutan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam proyek Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menemui babak baru. Awal November ini, tim perundingan dari pihak Jepang dan Indonesia akan bertemu untuk melakukan pertemuan untuk membahas persiapan negosiasi.Ketua Tim Teknis Inalum Ansari Bukhari menjelaskan, saat ini tim auditor independen yang ditunjuk untuk melakukan audit independen proyek Inalum yaitu Ernest & Young tengah melakukan proses audit. Proses audit ini memakan waktu sekitar 2 bulan. "Saat ini sudah berlangsung sekitar dua minggu, jadi masih ada 1,5 bulan lagi untuk mendapatkan laporan final," ujar Ansari, saat peletakan batu pertama pabrik baja KS Posco di Cilegon Kamis (28/10).Laporan awal audit ini akan selesai pada akhir bulan ini. Dus, pada awal bulan depan tim perundingan proyek Inalum dari pihak Jepang dan Indonesia akan mulai melakukan pertemuan awal. "Dalam perundingan awal ini kedua belah pihak belum akan melakukan perundingan, tapi lebih membahas mengenai persiapan perundingan (pre-elementary meeting) untuk persiapan negosiasi," kata Ansari.Perundingan akan dilakukan setelah hasil audit final dari E&Y keluar sebagai second opinion. Dalam pertemuan awal yang akan dilaksanakan di Jakarta ini, pihak Indonesia akan diwakili oleh ketua tim negosiasi Inalum yaitu Menteri Perindustrian MS Hidayat. Sementara dari Jepang akan diwakili oleh wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (Ministry of Economy Trade and Industry/METI) Jepang.Catatan saja, proyek Inalum adalah proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd (NAA). Kerjasama ini dimulai sejak tahun 1975 dan akan berakhir pada 2013 nanti. Saat ini, Pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%, sedangkan sisanya sebesar 58,88% dikuasai oleh NAA.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
November, Tim Negosiasi Inalum mulai gelar pertemuan
CILEGON. Nasib kelanjutan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang dalam proyek Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menemui babak baru. Awal November ini, tim perundingan dari pihak Jepang dan Indonesia akan bertemu untuk melakukan pertemuan untuk membahas persiapan negosiasi.Ketua Tim Teknis Inalum Ansari Bukhari menjelaskan, saat ini tim auditor independen yang ditunjuk untuk melakukan audit independen proyek Inalum yaitu Ernest & Young tengah melakukan proses audit. Proses audit ini memakan waktu sekitar 2 bulan. "Saat ini sudah berlangsung sekitar dua minggu, jadi masih ada 1,5 bulan lagi untuk mendapatkan laporan final," ujar Ansari, saat peletakan batu pertama pabrik baja KS Posco di Cilegon Kamis (28/10).Laporan awal audit ini akan selesai pada akhir bulan ini. Dus, pada awal bulan depan tim perundingan proyek Inalum dari pihak Jepang dan Indonesia akan mulai melakukan pertemuan awal. "Dalam perundingan awal ini kedua belah pihak belum akan melakukan perundingan, tapi lebih membahas mengenai persiapan perundingan (pre-elementary meeting) untuk persiapan negosiasi," kata Ansari.Perundingan akan dilakukan setelah hasil audit final dari E&Y keluar sebagai second opinion. Dalam pertemuan awal yang akan dilaksanakan di Jakarta ini, pihak Indonesia akan diwakili oleh ketua tim negosiasi Inalum yaitu Menteri Perindustrian MS Hidayat. Sementara dari Jepang akan diwakili oleh wakil Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (Ministry of Economy Trade and Industry/METI) Jepang.Catatan saja, proyek Inalum adalah proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd (NAA). Kerjasama ini dimulai sejak tahun 1975 dan akan berakhir pada 2013 nanti. Saat ini, Pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%, sedangkan sisanya sebesar 58,88% dikuasai oleh NAA.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News