NPF bank syariah diprediksi masih di atas 4%



JAKARTA. Perbankan syariah secara industri mencatatkan pertumbuhan cukup bagus. Bahkan, tahun ini, pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional sudah 5,3%.

Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) juga optimistis, rasio pembiayaan macet atau non performing financing (NPF) dapat ditekan hingga ke level 3,45%. Per September 2016, NPF bank syariah berhasil ditekan ke level 4,7% dari bulan sebelumnya mencapai 4,9%.

Kendati demikian, Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad K. Permana mengatakan, tahun depan, kelihatannya agak sulit bagi industri syariah untuk menekan NPF hingga ke bawah level 4%.


Direktur Syariah Permata Bank ini menyebut, salah satu hal yang membuat NPF cenderung tinggi adalah 70% bisnis syariah berbasis angsuran dengan nominal yang cukup tinggi tiap bulan. “Kalau angusran tinggi, pembaginya mengecil sehingga NPF tinggi,” kata Permana, Jumat (25/11).

Permana mencontohkan, di Bank Syariah Permata saat ini dalam sebulan pihaknya harus mengangsur pembiayaan minimal Rp 400 miliar. Artinya jika perseroan tidak menahan (booking) dana alokasi pembiayaan, otomatis NPF akan tinggi. “Industri juga demikian, kalau asetnya tidak tumbuh. Maka NPF akan naik,” paparnya.

Menurut proyeksi Permana, pada 2017, NPF akan berada di kisaran 4% meski ada kecenderungan membaik di semester II menyusul restrukturisasi kredit yang akan dilakukan perbankan.

Sebagai informasi, per September 2016, dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan meningkat sebesar 20,16% (year on year/yoy) menjadi Rp 263,52 triliun. Adapun pembiayaan meningkat 12,91% menjadi Rp 235,01 triliun.

Asbisindo menargetkan, tahun 2017, aset perbankan secara keseluruhan industri meningkat 12-15% atau Rp 35 triliun-Rp 40 triliun dari jumlah aset per kuartal III 2016 yang mencapai Rp 331,76 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini