NPG baru selesai akhir kuartal pertama 2011



JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) menggabungkan sistem pembayaran atau National Payment Gateway (NPG) belum dapat terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, hingga kini belum dicapai kata sepakat di antara pelaku di industri.

Belum ada kesepakatan final antara tiga perusahaan operator ATM yang ada di tanah air, PT Artajasa Pembayaran Electronics (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari (ALTO) dengan kubu pemerintah, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan Himpunan Bank Negara (HIMBARA) selaku pemilik merek Link.

Kepala Biro Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI Aribowo mengatakan saat ini tengah dilakukan focus group discussion (FGD) dengan berbagai pihak untuk membahas kajian teknis penggabungan NPG tersebut. Bank sentral menargetkan, hingga tutup triwulan I 2011 ini kajian untuk penggabungan NPG tersebut bisa rampung. "Ini sedang kami bicarakan. Kami lihat bersama-sama dulu supaya tidak ada yang merasa ditinggalkan," ujarnya.


Sekedar mengingatkan, dalam penggabungan NPG ini BI merestui agar pemerintah yakni Telkom dan HIMBARA serta ketiga operator ATM yang ada berkongsi menjadi satu. Namun, dari kubu pemerintah justru mengisyaratkan membuat konsorsium sendiri dan membentuk perusahaan operator ATM.

"Isu bisnisnya banyak. Kalau nanti dijadikan satu ada kekhawatiran harus ada usaha yang tutup, tapi nanti kan bisa kita cari jalan keluarnya bersama," tutur Ariwibowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: