NPL BPR Kian Menciut, Tinggal 7,17%



JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) makin rajin membenahi kredit macet. Hasilnya, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di BPR makin menyusut. Statistik perbankan Bank Indonesia (BI) merekam, rasio kredit seret di BPR sampai bulan Juli 2008 tinggal tersisa 7,17% dengan nominal Rp 1,75 triliun.

Sebagai perbandingan, pada bulan sebelumnya NPL di BPR tercatat 7,35% dengan nominal kredit macet masih sama sebesar Rp 1,75 triliun. "Penurunan NPL di BPR lebih banyak karena faktor naiknya penyaluran kredit oleh BPR," ujar Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sawaludin, hari ini.

Berdasarkan data bank sentral, total kucuran kredit BPR sampai bulan Juli 2008 tercatat sebanyak Rp 24,4 triliun. Ketimbang posisi bulan sebelumnya, penyaluran kredit BPR ini naik sekitar Rp 500 miliar. Sekadar informasi, total outstanding kredit pada bulan Juni 2008 mencapai Rp 23,87 triliun.


Menurut Sawaludin, selain penyaluran kredit yang kencang, menyusutnya kredit macet tersebut juga tak lepas dari kebijakan pengetatan seleksi debitur oleh BPR. "Cara ini juga ampuh menurunkan risiko kredit di BPR," kata Sawaludian yang juga menjabat Direktur Utama BPT Tapena Dana Depok.

Cara lain yang ditempuh BPR untuk menurunkan NPL adalah dengan restrukturisasi kredit, memperpanjang jatuh tempo kredit, dan penjualan barang jaminan. "Ada pula BPR yang melakukan write off alias hapus buku kredit macetnya," ungkap Sawaludin. Itulah sebabnya Sawaludin yakin, rasio kredit macet BPR sampai akhir tahun ini akan terus menukik hingga di bawah 7%.

Di BPR Tapena Dana sendiri, kata Sawaludin, rasio kredit macetnya meski masih tinggi namun berangsur menurun. Sampai bulan Agustus 2008 BPR ini mencatat NPL sebesar 9,2%. "Pada bulan Juli 2008 lalu, NPL kami mencapai 9,8%," imbuhnya.

Direktur BPR Brata Bhakti Sejahtera Tjuk Supriarto menimpali, selain aktif melakukan penagihan, sejumlah BPR juga sudah menggandeng perusahaan asuransi kredit untuk mengurangi risiko kredit macet. "Ini pula sebabnya NPL di BPR makin menurun," tutur Tjuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie