JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) belum bisa menekan rasio kredit macet untuk sektor komersial. Di akhir tahun lalu, Bank BJB mencatat non performing loan (NPL) untuk kredit komersial mencapai 7,4%. Angka tersebut lebih tinggi sedikit ketimbang rasio kredit macet di ujung tahun 2012 yang tercatat di level 7,3%. Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2013, kredit komersial BJB yang telah disalurkan mencapai Rp 6,98 triliun. Jumlah ini berarti tumbuh 10,3% dibanding akhir Rp 2012 yang mencapai Rp 6,33 triliun.Adapun rata-rata pinjaman kredit komersial juga meningkat 34,1% dari semula Rp 585 juta juta per debitur di 2012 menjadi Rp 785 juta per debitur di 2013.KONTAN telah berusaha melakukan konfirmasi terhadap Bien Subiantoro, Direktur Utama BJB, tentang apa yang menjadi penyebabnya. Sayangnya, telepon maupun pesan pendek KONTAn hari ini, Kamis (13/3), tidak mendapat respon.
NPL kredit komersial Bank BJB masih tinggi
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) belum bisa menekan rasio kredit macet untuk sektor komersial. Di akhir tahun lalu, Bank BJB mencatat non performing loan (NPL) untuk kredit komersial mencapai 7,4%. Angka tersebut lebih tinggi sedikit ketimbang rasio kredit macet di ujung tahun 2012 yang tercatat di level 7,3%. Berdasarkan laporan keuangan akhir tahun 2013, kredit komersial BJB yang telah disalurkan mencapai Rp 6,98 triliun. Jumlah ini berarti tumbuh 10,3% dibanding akhir Rp 2012 yang mencapai Rp 6,33 triliun.Adapun rata-rata pinjaman kredit komersial juga meningkat 34,1% dari semula Rp 585 juta juta per debitur di 2012 menjadi Rp 785 juta per debitur di 2013.KONTAN telah berusaha melakukan konfirmasi terhadap Bien Subiantoro, Direktur Utama BJB, tentang apa yang menjadi penyebabnya. Sayangnya, telepon maupun pesan pendek KONTAn hari ini, Kamis (13/3), tidak mendapat respon.