NPL kredit komersial masih jadi ancaman



JAKARTA. Kredit macet sektor komersial di semester 2 2017 masih menjadi perhatian bankir. Selain porsi NPL (rasio kredit macet) disektor ini cukup besar, kredit komersial juga sensitif terhadap naik turunnya ekonomi.

Pada kuartal 2 2017 beberapa bank mencatat kenaikan NPL sektor komersial. Misalnya BCA yang mencatat NPL komersial kuartal 2 2017 2,7% sampai 3% naik dari periode sama 2016 sebesar 2,1%.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengakui NPL komersial masih tinggi. “Kami melakukan penanganan dengan penyelesaian kredit yaitu penjualan jaminan, lelang dan restrukturisasi,” ujar Jahja kepada KONTAN, Jumat (7/7) lalu.


Beberapa bank lain mencatat NPL komersial di kuartal 2 tidak mengalami perubahan signifikan.

Putrama Wahyu Setyawan, Direktur Bisnis Menengah BNI mencatat NPL komersial kuartal 2, 3,2% atau tidak mengalami perubahan dibanding periode sama 2016. “Jumlah kredit komersial BNI Rp 340 triliun pada kuartal 2,” ujar Putrama.

Dengan pemetaan dan langkah penanganan NPL maka kredit bermasalah sektor komersial di semester 2 akan mengalami penurunan.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP mengatakan NPL komersial bisa dihaga seiring perkembangan ekonomi yang membaik di semester 2. “Kami melakukan restrukturisasi dan penjualan jaminan untuk mengatasi NPL di sektor ini,” ujar Parwati kepada KONTAN.

Menurut Sis Apik Wijayanto, Direktur BRI monitoring kepada nasabah merupakan salah satu cara untuk menangani NPL. “Kebanyakan NPL komersial dari debitur menengah kecil seperti ritel dan perikanan,” ujar Sis Apik.

Bankir lain mengatakan NPL komersial di kuartal 2 mengalami perbaikan. Nixon Napitupulu, Direktur BTN mencatat NPL sektor ini terakhir sebesar 3,2%. “Kami melakukan penanganan dengan cara mengambil alih kredit dan restrukturisasi,” ujar Nixon kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto