NPL Kredit Konstruksi BTN Masih Tinggi, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan masih terjaga hingga kuartal I 2022. Bahkan beberapa bank telah berhasil menekan rasio kredit macetnya. Hanya saja, tetap ada segmen yang masih mencatatkan NPL tinggi.

Contohnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). NPL bank spesialis perumahan ini sudah melandai ke 3,6% per Maret 2022. Sementara di periode yang sama tahun lalu masih tercatat 4,25%. Total nilai NPL BTN mencapai Rp 9,98 triliun, turun dari Rp 11,1 triliun pada kuartal I tahun lalu. 

Namun, NPL BTN pada kredit konstruksi di segmen perumahan masih sangat tinggi yakni 21,62%. Itu naik dari level 20,57% pada Maret 2021. Selain itu, NPL kredit komersial di segmen non perumahan juga masih tinggi yakni 14,85%. Tetapi sudah turun dari 17,6% dari kuartal I tahun lalu.


Adapun NPL segmen kredit subsidi di bank ini cukup rendah yakni 0,84%, turun dari 0,94% pada Maret tahun 2021.  NPL KPR non subsidi juga turun dari 3,42% menjadi 2,48% dan NPL kredit segmen perumahan lainnya turun dari 4,11% ke 3,2%.

Baca Juga: Taspen Gandeng Himbara dan Tapera untuk Permudah Layanan Bagi Peserta

Tahun ini, BTN menargetkan NPL bisa turun ke level 3,3%-3.5%. Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Remedial & Wholesale Risk Bank BTN mengatakan, masih tingginya rasio NPL di kedua segmen tersebut lebih didominasi pada segmen highrise (apartemen) yang sangat terdampak Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.

"Untuk menurunkan rasio NPL di kedua segmen tersebut, BTN masih terus fokus untuk melakukan penjualan secara bulk (Bulk Sales) disamping tetap menjalankan beberapa pola penyelesaian lain seperti dengan melakukan Lelang Expo yang akan dilakukan pada pertengahan tahun 2022," kata Novie pada Kontan.co.id, Selasa (31/5).

Disamping itu, lanjutnya, BTN akan fokus pada proses penyelesaian kredit dengan melakukan berbagai perbaikan pada proses pemberian kredit awal.

Untuk mengantisipasi resiko NPL, BTN juga meningkatkan pencadangan. NPL Coverage bank ini sampai dengan Kuartal I tahun 2022 juga meningkat mencapai 146.73%, lebih tinggi jika dibandingkan Kuartal I tahun 2021 yang tercatat sebesar 115.93%

Sebelumnya, Nixon Napitupulu Wakil Direktur Utama BTN mengatakan, tahun ini BTN menargetkan penjualan aset sebesar Rp 2,4 triliun. Penjualan aset itu dilakukan lewat dua jalur yakni lewat lelang dan bulk sales.

Baca Juga: Rencana Pemerintah Dorong BSI Akuisisi BTN Syariah Dikritik

"Bulk sales ini kami targetkan Rp 1,99 triliun. Saat ini progresnya masih menunggu perizinan otoritas. Selain itu, kami menunggu opini kantor pemeriksa keuangan.  Setelah itu dapat kami sudah bisa summit izinnya ke Kementerian Keuangan," kata Nixon

BTN memperkirakan penjualan aset secara borongan itu ditargetkan terealisasi pada Juni 2022. Nixon bilang, itu akan menjadi terobosan baru jika terealisasi, dibanding proses restrukturisasi kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi