JAKARTA. Pusing kepala bankir nampaknya belum akan berakhir. Pasalnya, perbankan diprediksi masih dihantui kenaikan kredit bermasalah atau
non performing loan (NPL) hingga akhir tahun. Ini lantaran dampak penurunan pertumbuhan ekonomi. Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank Mandiri Siddiq A. Badruddin bilang, jika ekonomi masih lesu semester II, risiko kenaikan NPL tetap ada sampai akhir tahun. “Apabila pertumbuhan kredit tak tinggi, maka NPL akan di atas 3%,” tandas Siddiq, Rabu (15/6).
Pengamatan Mandiri, debiturnya mulai mengalami perlambatan bisnis sejak tahun 2015. Di tahun 2015, debitur yang ada di kolektibilitas 1 masuk ke kolektibilitas 2. Dan pada tahun ini, debitur kolektibitas 2 itu sudah bergeser lagi ke kolektibilitas 3. Bank Mandiri berupaya memperbaiki kualitas aset lewat restrukturisasi kredit. Contoh, bagi debitur yang terkena perlambatan arus kas karena pendapatan turun, Mandiri akan beri perpanjangan tenor pinjaman. Bank berlogo pita emas ini juga akan selektif menyalurkan kredit, terutama ke sektor yang sangat berisiko seperti tambang, migas dan komoditas. Per Maret 2016, Mandiri mencatat rasio NPL gross 2,89% dan NPL net 0,85%. Meski begitu, Direktur Bisnis Banking I BNI, Herry Sidharta mengatakan, BNI tetap ekspansi ke sektor menjanjikan, dan berupaya memperbaiki debitur yang kesusahan. BNI memberikan relaksasi, berupa kemudahan pembayaran dan perpanjangan pembayaran angsuran pokok. BNI pun dapat memberikan tambahan modal. “Kami akan menjaga rasio NPL pada level 2,5%–3%,” tutur Herry. Di sisi lain, Direktur Grup Risiko Perbankan dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto menegaskan, suku bunga kredit yang sudah turun, tak efektif menarik minat debitur karena demand konsumen turun.
Akibatnya, NPL bank masih akan naik, setidaknya hingga September 2016. Setelah September, rasio NPL bank cenderung tetap atau bisa naik sedikit dengan asumsi pertumbuhan ekonomi berjalan baik. “Prediksi rasio NPL gross akhir tahun ada di level 3%,” ucap Doddy. Lantas bagaimana dengan laba bank? Kata Doddy, tahun ini laba bank tipis karena volume kredit turun dan kenaikan NPL. Proyeksi
net interest margin (NIM) kini ada di kisaran 5%-6%. Dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per April 2016 rasio NPL mencapai 2,92% senilai Rp 117,29 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie