JAKARTA. Kredit macet PT Dhiva Inter Sarana (DIS) menyebabkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) membengkak. Berdasarkan catatan manajemen emiten berkode saham BNII ini, angka rasio kredit bermasalah saat ini mencapai 2,5%. Mengacu pada laporan keuangan, NPL gross BII hingga 30 September 2014 mencapai 2,57% dari periode yang sama tahun 2013 yang sebesar 1,76%. Peningkatan NPL 81 basis poin ini mendorong BII meningkatkan provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Asal tahu saja, provisi BII per September 2014 melonjak 79,63% menjadi Rp 1,29 triliun. Pada periode yang sama tahun 2013 silam, provisi BII masih berada di kisaran Rp 719,81 miliar. "Pencadangan meningkat dan sudah terhitung dalam laporan keuangan 2014," ujar Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII, Rabu (14/1).
NPL naik, BII selektif pilih nasabah korporasi
JAKARTA. Kredit macet PT Dhiva Inter Sarana (DIS) menyebabkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) membengkak. Berdasarkan catatan manajemen emiten berkode saham BNII ini, angka rasio kredit bermasalah saat ini mencapai 2,5%. Mengacu pada laporan keuangan, NPL gross BII hingga 30 September 2014 mencapai 2,57% dari periode yang sama tahun 2013 yang sebesar 1,76%. Peningkatan NPL 81 basis poin ini mendorong BII meningkatkan provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Asal tahu saja, provisi BII per September 2014 melonjak 79,63% menjadi Rp 1,29 triliun. Pada periode yang sama tahun 2013 silam, provisi BII masih berada di kisaran Rp 719,81 miliar. "Pencadangan meningkat dan sudah terhitung dalam laporan keuangan 2014," ujar Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII, Rabu (14/1).