JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menorehkan rasio kredit bermasalah (Non Perfoming Loan/NPL) cukup tinggi di level 4,77% (gross) per akhir Desember 2016. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan rasio NPL tahun 2015 sebesar 4,29%. Direktur Utama Bank Jatim Soeroso menyebut, tingginya NPL disebabkan karena banyak kredit Bank Jatim mengalir di sektor korporasi terutama proyek konstruksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Banyak proyek yang tidak terselesaikan dan pembayaran ditunda, sehingga cashflow berkurang,” ujarnya, Senin (9/1). Akibat banyak kredit korporasi yang tertunda, Bank Jatim pun terpaksa meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). “Langsung kami masukan ke tingkat (kolektabilitas) 5. CKPN naik 100%, sehinggga ini diharapkan tidak menganggu kinerja di 2017,” tuturnya.
NPL tinggi, Bank Jatim kurangi kredit korporasi
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menorehkan rasio kredit bermasalah (Non Perfoming Loan/NPL) cukup tinggi di level 4,77% (gross) per akhir Desember 2016. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan rasio NPL tahun 2015 sebesar 4,29%. Direktur Utama Bank Jatim Soeroso menyebut, tingginya NPL disebabkan karena banyak kredit Bank Jatim mengalir di sektor korporasi terutama proyek konstruksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Banyak proyek yang tidak terselesaikan dan pembayaran ditunda, sehingga cashflow berkurang,” ujarnya, Senin (9/1). Akibat banyak kredit korporasi yang tertunda, Bank Jatim pun terpaksa meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). “Langsung kami masukan ke tingkat (kolektabilitas) 5. CKPN naik 100%, sehinggga ini diharapkan tidak menganggu kinerja di 2017,” tuturnya.