JAKARTA. Tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Agustus 2014 di kalangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat dibanding Agustus tahun lalu. Penyebabnya adalah inflasi dan suku bunga yang tinggi, sehingga debitur kesulitan mencicil. Meski begitu, BPR tampaknya belum tentu akan menurunkan tingkat bunga kredit di sisa tahun ini. Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Se-Indonesia (Perbarindo) mengatakan, saat ini memang terjadi tren peningkatan tingkat NPL BPR sepanjang tahun ini dibanding akhir tahun 2013. “Tapi ini bukan berarti BPR akan serta merta menurunkan tingkat bunga kredit supaya NPL BPR secara industri menurun,” kata Joko saat dihubungi KONTAN, Senin (20/10).
NPL tinggi, bunga kredit BPR belum tentu turun
JAKARTA. Tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Agustus 2014 di kalangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkat dibanding Agustus tahun lalu. Penyebabnya adalah inflasi dan suku bunga yang tinggi, sehingga debitur kesulitan mencicil. Meski begitu, BPR tampaknya belum tentu akan menurunkan tingkat bunga kredit di sisa tahun ini. Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Se-Indonesia (Perbarindo) mengatakan, saat ini memang terjadi tren peningkatan tingkat NPL BPR sepanjang tahun ini dibanding akhir tahun 2013. “Tapi ini bukan berarti BPR akan serta merta menurunkan tingkat bunga kredit supaya NPL BPR secara industri menurun,” kata Joko saat dihubungi KONTAN, Senin (20/10).