KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aplikasi transportasi online kini seolah menjadi kebutuhan utama bagi banyak warga. Tak cuma di kota besar saja tapi juga hingga ke daerah-daerah. Fenomena tersebut tidak terlepas dari agresifnya dua perusahaan transportasi online terbesar di negeri ini yakni Gojek dan Grab yang saling bersaing satu sama lain menjemput konsumen. Namun, persaingan diantara kedua perusahaan tersebut justru menunjukkan potensi bisnis transportasi online beserta fitur-fitur lain yang mengikutinya masih terbuka lebar. Kondisi inilah yang membuat Imam Syafii mendirikan start up transportasi online bernama Nusantara Ojek alias Nujek. "Ide tersebut muncul saat ikut short course di University of South Wales Sydney Australia pada November 2017 yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI)," tutur Imam yang menjabat Chief Operation Officier (COO) Nujek kepada KONTAN. Baca Juga: Rajin diversifikasi bisnis, Uber kian merugi
Nujek sudah menggandeng hingga 100.000 pengguna
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aplikasi transportasi online kini seolah menjadi kebutuhan utama bagi banyak warga. Tak cuma di kota besar saja tapi juga hingga ke daerah-daerah. Fenomena tersebut tidak terlepas dari agresifnya dua perusahaan transportasi online terbesar di negeri ini yakni Gojek dan Grab yang saling bersaing satu sama lain menjemput konsumen. Namun, persaingan diantara kedua perusahaan tersebut justru menunjukkan potensi bisnis transportasi online beserta fitur-fitur lain yang mengikutinya masih terbuka lebar. Kondisi inilah yang membuat Imam Syafii mendirikan start up transportasi online bernama Nusantara Ojek alias Nujek. "Ide tersebut muncul saat ikut short course di University of South Wales Sydney Australia pada November 2017 yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI)," tutur Imam yang menjabat Chief Operation Officier (COO) Nujek kepada KONTAN. Baca Juga: Rajin diversifikasi bisnis, Uber kian merugi