JAKARTA. Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR Nurhayati Assegaf mengaku dirinya tidak penah menerima arahan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat sidang paripurna pengambilan keputusan RUU Pemilihan Kepala Daerah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis pekan lalu. Saat sidang paripurna, SBY selaku Presiden tengah berada di Amerika Serikat. Nurhayati mengatakan, keputusan untuk walk out merupakan inisiatif pribadinya. "Saya sama sekali tidak menerima SMS dari SBY," ujar Nurhayati, saat dikonfirmasi terkait berita yang menyebut bahwa dirinya menerima instruksi walk out dari SBY, Senin (29/9).
Nurhayati mengatakan, keputusan walk out ia ambil setelah melihat situasi dalam rapat paripurna. Fraksi Partai Demokrat merasa 10 syarat perbaikan mekanisme Pilkada langsung yang diajukan sebagai opsi ketiga, tidak mendapat dukungan. Akhirnya, fraksinya memilih untuk walk out. "Saya sebagai pimpinan fraksi, masa saya tidak berani mengambil keputusan. Apa gunanya saya dijadikan pimpinan fraksi, ketua fraksi, kalau saya tidak berani mengambil keputusan," kata Nurhayati. Meski demikian, Nurhayati mengatakan, dirinya dan seluruh anggota fraksi telah lebih dulu menerima arahan dan perintah ketua umum untuk tetap mempertahankan 10 syarat agar mendukung Pilkada langsung. (baca: Demokrat "Keukeuh" 10 Syaratnya Masuk dalam Draf RUU Pilkada)