Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) Bakal Akuisisi 35% Saham Dirgantara Yudha Artha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) melalui anak usahanya PT Duta Buana Permata (DBP) akan melakukan pembelian sebesar 35% saham PT Dirgantara Yudha Artha dengan nilai transaksi sebesar Rp 256,5 miliar hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) selaku penilai independen yang terdaftar di OJK.

Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk Budi Susilo mengungkapkan pembelian tersebut merupakan tahapan awal dari proses Sinergi lini bisnis konstruksi yang dimiliki PT Global Dinamika Kencana (GDK) untuk memperkuat lini bisnis konstruksi.

Sinergi juga ditujukan untuk percepatan pertumbuhan lini bisnis konstruksi ke depannya, yang seluruhnya nanti di bawah DGIK dan membawa DGIK ke level yang lebih tinggi yaitu menjadi salah satu Perusahaan Konstruksi swasta nasional besar di Indonesia yang bisa bersinergi dengan perusahaan konstruksi besar lainnya baik dalam dan luar negeri.


Budi bilang, konsolidasi tersebut merupakan bagian dari pertumbuhan inorganik yang mampu mendorong pertumbuhan secara eksponensial. Dirgantara Yudha Artha merupakan perusahaan jasa konstruksi dengan spesialisasi infrastruktur, keahlian di proyek infrastruktur tersebut juga didukung lebih dari 300 alat berat yang dimiliki sehingga langkah sinergi ini memperkuat kinerja DGIK.

Baca Juga: Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) Bidik Pendapatan Rp 1 Triliun pada 2022

“Jadi dengan sinergi ini, maka sudah pasti kapasitas kami meningkat, baik dalam hal penambahan spesialisasi segmen konstruksi yang dimiliki maupun peningkatan sumber daya operasional konstruksi seperti peralatan konstruksi, sehingga peningkatan kapasitas akan memperbesar pertumbuhan perseroan ke depannya," paparnya dalam siaran pers, Minggu (17/4).

Budi melanjutkan DGIK akan semakin agresif untuk menggarap proyek-proyek high rise building dan infrastruktur yang menjadi keahlian kami, tidak hanya di tanah air, bahkan manca negara. Sebagai informasi PT Dirgantara Yudha Artha (Dirgantara) merupakan perusahaan konstruksi yang sudah berdiri sejak tahun 1990.

Dengan spesialisasi pada konstruksi infrastruktur, Dirgantara sudah berpartisipasi dalam proyek-proyek konstruksi nasional, seperti infrastruktur bandara (Runway & Hangar), kawasan industri, jalan raya, jalan tol, dan yang terbaru dalam pembangunan proyek Tol Cikopo Palimanan.

Dirgantara memiliki wilayah operasional berdasarkan proyek yang sedang dan sudah dikerjakan tersebar di wilayah di Indonesia. Selain segmen jasa konstruksi, Dirgantara juga menyediakan jasa sewa alat berat untuk mengoptimalkan monetisasi keunggulan peralatan konstruksi yang dimiliki oleh Perseroan.

Langkah konsolidasi ini berada dalam jalur yang tepat di tengah momentum pemulihan ekonomi secara global terkhusus ekonomi Indonesia dari dampak Pandemi Covid-19. Permintaan jasa konstruksi akan pulih seiring dengan pergerakan ekonomi yang ekspansif mulai tahun ini.

 
DGIK Chart by TradingView

Selain keunggulan sumber daya, kapabilitas dan pengalaman dari portofolio proyek yang dimiliki, Perseroan juga telah berada dalam kondisi keuangan yang sangat baik, sehingga kondisi ini akan menjadi keunggulan bersaing bagi Perseroan di industri jasa konstruksi yang merupakan industri padat modal. Tahun ini DGIK menargetkan, secara pencapaian pendapatan sudah bisa pulih seperti sebelum Covid.

"Artinya kami menargetkan bisa pulih lebih cepat, begitu juga untuk ke depannya. Kami optimis ekspansi yang kami lakukan baik secara organik maupun inorganik bisa menghasilkan pertumbuhan yang optimal," ungkap Budi Susilo.

Tahun ini, Perseroan menargetkan Pendapatan mampu mencapai Rp1 Triliun atau tumbuh 173% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara untuk besaran pertumbuhan laba bersih ditargetkan bisa tumbuh di atas pertumbuhan pendapatan.

Optimis tersebut didasarkan pada upaya efisiensi dan efektifitas operasional yang konsisten dilakukan sehingga mampu menjaga performa profitabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .