JaKARTA. Berangkat dari perolehan sepanjang 2013 yang masih positif, PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk optimistis tahun ini bisa mencetak pendapatan Rp 1,7 triliun-Rp 1,8 triliun. Strategi perusahaan ini adalah berburu kontrak baru lebih besar daripada tahun lalu. Asal tahu saja, tahun ini, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode DGIK ini mengincar kontrak baru minimal Rp 1,8 triliun. Syukur-syukur bisa menyentuh target maksimal Rp 2 triliun. Jika dibandingkan dengan incaran kontrak baru tahun 2013 Rp 1,6 triliun, berarti diharapkan ada peningkatkan 12,5%-25%. Hingga kuartal I-2014, Nusa Konstruksi mengklaim sudah mengantongi 50% dari target kontrak baru yang diharapkan. Kalau dihitung, berarti perusahaan ini telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 900 miliar-Rp 1 triliun.
Sayang, Djohan Halim,
Corporate Secretary Nusa Konstruksi Enjiniring enggan merinci kontrak apa saja yang telah diraih. Dia hanya menyatakan, selama tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan telah mendapatkan lima kontrak proyek baru. Di samping itu, Djohan menegaskan, penambahan lima kontrak baru tersebut memperkuat dominasi tiga lokasi proyek yang paling banyak dikerjakan perusahaan. “Dari proyek yang masih dikerjakan maupun kontrak baru, titik lokasi pekerjaan kami masih berada di bagian Sumatra, Jawa, dan Kalimantan,” ujar Djohan kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Mencoba mengonfirmasi dengan laporan keuangan Nusa Konstruksi 2013, hingga tutup pembukuan tahun lalu, perusahaan masih mengantongi 38 komitmen penyelesaian proyek konstruksi atau kontrak carry over tahun 2013. Bahkan dari total komitmen tersebut, 34 proyek harus diselesaikan tahun ini. Lebih spesifik, proyek yang harus rampung bulan ini ada empat proyek.
Pertama, Hotel Mercure, Legian, Bali. Proyek dari PT Budimulia Prima Realty ini bernilai Rp 22,16 miliar dan tercatat harus selesai 1 April 2014. Proyek bangunan kontributor terbesar
Kedua, proyek Hotel Aston Paramount. Proyek dari PT Paramount Propertindo senilai Rp 53,79 miliar ini harus rampung 5 April kemarin. Lalu, dua proyek lain tercatat harus sama-sama selesai 23 April 2014 nanti, meliputi Klinik Rawat Jalan Terpadu Rumah Sakit PHC Surabaya. Proyek di Jawa Timur ini bernilai Rp 56,14 miliar. Proyek lain, pembangunan Gedung Batakan Heights Residence, Balikpapan, Kalimantan Timur. Proyek dari PT Griya Telaga Mas ini bernilai Rp 66,37 miliar. Mengenai jenis proyek, Nusa Konstruksi meyakini kontribusi dari proyek bangunan masih lebih besar ketimbang proyek sipil. Ini sejalan dengan porsi kontribusi pendapatan tahun 2013, dimana proyek bangunan menyumbang 63,8% terhadap total pendapatan Rp 1,45 triliun. Sisanya barulah kontribusi dari proyek sipil.
Sementara soal asal-muasal proyek, Djohan memprediksi perusahaan akan lebih banyak menggarap pesanan proyek swasta ketimbang proyek pemerintah. "Sebab, memang tahun ini masih banyak sektor swasta yang berkontribusi menyediakan proyek," kata Djohan. Untuk mendanai aneka target kinerja tahun ini, Nusa Konstruksi menyiapkan belanja modal Rp 30 miliar. Rencananya mayoritas anggaran belanja modal sebesar itu akan digunakan untuk pembelian alat kerja. Tanpa merinci porsi, Djohan mengatakan, sumber dana belanja modal tahun ini akan diambil dari kas internal dan pinjaman bank. Jika melihat sisa kas dan setara kas tahun 2013, perusahaan masih memiliki dana internal Rp 535,2 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina