Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Jual Aset Setara 135% Ekuitas Untuk Bayar Utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arus kas yang tersendat memaksa PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF) untuk menjual aset demi memenuhi kewajiban utang bank dan pihak lain. Perusahaan pupuk ini menjual aset senilai Rp 275 miliar untuk membayar utang. Nilai tersebut setara 135,8% dari ekuitas Nusa Palapa.

Aset yang dilepas oleh NPGF berupa tanah, bangunan beserta mesin, dan peralatan di atas lahan seluas 24.513 m2 di Bakungtemenggungan, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur. PT Abadi Agrosindo Persada bertindak sebagai pembeli dalam hal ini. Nusa Palapa telah menandatangani perjanjian jual beli aset bersyarat pada 29 September 2022.

Dari aksi penjualan tersebut, NPGF akan memperoleh Rp 121 miliar dari pelepasan aset tanah dan bangunan, Rp 127,8 miliar dari mesin dan peralatan pabrik, Rp 1,2 miliar dari penjualan inventaris dan kendaraan, Rp 25 miliar dari merek pengalihan sejumlah izin edar.


Baca Juga: Anak Usaha Ajukan PKPU Sukarela, Nasib Golden Plantation (GOLL) Kian Pelik

"Hasil dari rencana transaksi akan digunakan untuk melunasi sebagian besar utang bank, utang kepada supplier, utang pajak, pesangon karyawan dan membangun pabrik baru," ungkap manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (24/1).

Tercatat adanya kewajiban NPGF untuk membayar utang kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp 19,62 miliar. Kemudian, ada juga utang kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebesar Rp 84,6 miliar, dan kewajiban kepada pihak lainnya.

Setelah dikurangi pembayaran utang dan lain-lain, sisa hasil transaksi yang dapat digunakan untuk membangun pabrik baru dan membuka fasilitas L/C atau SKBDN di perbankan sebagai tambahan modal kerja baru untuk membeli bahan baku dengan harga yang lebih murah melalui impor langsung dari sumber bahan baku.

Baca Juga: Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Catatkan Rugi Bersih Rp 2,38 miliar di Semester I 2022

Nusa Palapa menyebut, imbas pandemi Covid-19 yang disusul oleh invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa terjadi pada hampir seluruh sektor, termasuk harga bahan baku pupuk. NPGF memproduksi pupuk dengan sebagian besar bahan baku dipenuhi melalui impor.

Kondisi tersebut mengganggu pasokan bahan baku Nusa Palapa akibat peningkatan harga bahan baku pupuk yang mencapai 300%-400%. Selain itu, modal kerja NPGF terus tergerus akibat pembelian bahan baku impor. Produksi pupuk Nusa Palapa turun drastis yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan yang sangat tajam.

Demi memperbaiki kinerja, Nusa Palapa juga telah memiliki MoU dengan 3 rekanan pabrik pupuk yaitu CV Mulyo Tani Makmur (MTM), PT Prima Mulia Abadi (PMA), dan PT Hanampi Sejahtera Kahuripan (HSK) dalam membantu produksi pupuk untuk menunjang penjualan sampai dengan pabrik baru beroperasi.

Baca Juga: Nusa Palapa Gemilang (NPGF) Optimistis Harga Bahan Baku Pupuk Stabil di Semester II

Bukan cuma itu, Nusa Palapa akan tetap memproduksi pupuk majemuk NPK sebagai produk utama. Produk tersebut dipilih dan dikembangkan oleh Nusa Palapa menggunakan mesin baru yang lebih efisien dan diterima oleh pasar menjadi bentuk briket dan granul flake yang proses produksinya berbeda.

"Sehingga secara keseluruhan akan dapat mengurangi harga pokok produksinya. Selain itu, kontribusi yang diharapkan dari pengembangan produk briket dan flake ini adalah produk pupuk untuk segmen umum dan segmen khusus yang lebih menguntungkan dan harga pupuk yang lebih kompetitif untuk pasar existing," pungkas Nusa Palapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati